DENPASAR, BALIPOST.com – Pemprov Bali menyiapkan pelaksanaan Program Perlindungan Kawasan Suci Besakih. Anggarannya bahkan sudah dipasang dalam APBD Provinsi Bali Tahun 2019. Kawasan itu akan ditata secara apik, mulai dari taman, parkir, restoran, hingga jalan menuju ke sana.

Selain itu, di Kawasan Suci Besakih juga akan dibangun gedung bioskop khusus untuk pemutaran film tentang Pura Besakih serta spot-spot untuk melihat Pura tersebut. “Jadi, kami akan membuat program untuk perlindungan Kawasan Suci Besakih berkenaan dengan parahyangan, palemahan, dan pawongan. Tidak lagi seperti sekarang, kacau balau seperti itu,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster dalam Pidato Akhir Tahun 2018 dan Menyambut Tahun Baru 2019 di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Senin (31/12).

Baca juga:  Rawan Bencana, Tiga Jalur Ini Diatensi saat Arus Mudik Lebaran

Menurut Koster, penataan dari aspek parahyangan nantinya melibatkan para sulinggih. Sedangkan dari aspek palemahan dan pawongan, penataannya akan menggandeng berbagai pihak terutama Bupati Karangasem. “Nanti kami akan tata tamannya, parkirnya, restorannya, tempat-tempat makannya itu, dan kami akan siapkan gedung bioskopnya untuk pemutaran mengenai apa itu Pura Besakih,” jelasnya didampingi Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Koster menambahkan, perlu ada dokumentasi mengenai sejarah Pura Besakih dalam bentuk video. Termasuk di dalamnya mengenai kapan Pura itu didirikan, siapa yang mendirikan, hingga upakara yang dibutuhkan untuk ritual keagamaan di Pura Besakih.

Baca juga:  Suastini Koster: Tanah Air Harus Dibela

“Nanti melihatnya (sejarah Pura Besakih, red) di gedung bioskop itu. Setelah itu baru keluar kalau mau melihat secara fisik seperti apa indahnya. Kita akan buatkan tempat untuk melihat di beberapa titik, utara, selatan, timur, barat, ada tempatnya untuk melihat. Tidak boleh lagi sembarangan masuk-masuk ke tempat sucinya,” jelasnya.

Dengan demikian, lanjut Koster, Pura Besakih tetap terjaga kesakralannya. Mengingat selama ini, sesuatu yang memang sakral di Bali justru cenderung didegradasi.

Baca juga:  Belasan Cakep Lontar Tahun I Caka 1927 Dikonservasi

Padahal di luar negeri, barang yang tidak sakral justru disakralkan sehingga memiliki nilai ekonomi. Hal lain, jalan menuju ke Pura Besakih pun akan ditata. Baik itu jalan nasional, maupun jalan provinsi.

“Saya kira Karangasem akan maju, karena ini (Kawasan Suci Besakih) akan menjadi bagian daripada pusat pertumbuhan ekonomi. Tapi benar, caranya benar. Dengan demikian, Besakih itu akan menjadi sesuatu yang sangat sakral karena memang sakral, bukan disakralkan seperti di luar negeri,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *