Direktur Utama Angkasa Pura I (AP1) Faik Fahmi. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Selama tahun 2018, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatatkan kenaikan jumlah penumpang dan pesawat udara yang dilayani. Hingga bulan November, sebanyak 21,7 juta penumpang dan 148 ribu pesawat terbang. Dari kedua statistik tersebut, setidaknya hingga pencatatan statistik bulan November, tercatat kenaikan masing-masing sebesar 10,6% dan 10,8% dibanding pencatatan periode yang sama di tahun 2017 lalu. Dengan masih berjalannya pencatatan di bulan Desember, target yang dicanangkan di awal tahun hampir pasti dapat terlampaui.

Direktur Utama Angkasa Pura I (AP1) Faik Fahmi mengungkapkan, dengan jumlah penumpang 21 juta tahun 2018, pihaknya akan mendorong kapasitasnya hingga mencapai 37 juta penumpang per tahun. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah reklamasi seluas 107 ha (hektar). “Itu untuk penambahan runway sepanjang 400 meter dari panjang awal yaitu 3000 m sehingga total 3400 m. Nanti proses reklamasi akan melanjutkan yang ada saat ini,” ucapnya ditemui usai doa bersama menyambut pergantian tahun di Bandara Ngurah Rai, Selasa (1/1).

Baca juga:  Larangan Mudik Berakhir, Pergerakan Penumpang Transportasi Publik Melonjak

Selain pembuatan runway kata Faik, disana juga akan dibangun apron termasuk terminal tambahan. Sementara, wacana double runway memang tidak jadi dilakukan, namun hanya memperpanjang runway. Sebelumnya dikatakan, memang dilakukan penambahan apron untuk pendukung pertemuan IMF. Saat ini akan dilanjutkan ke peningkatan tahap awal sampai 47 hektar dari yang ada saat ini seluas 35 hektar dengan kemampuan menampung sampai 28 juta penumpang per tahun. Untuk tahap kedua baru penambahan 60 hektat sehingga total luas 107 hektar.

Baca juga:  Selain Pelajar, Ini Delapan Pelaku Narkoba Dibekuk

Penambahan runway dan fasilitas pendukung memang untuk mendatangkan turis lebih banyak lagi. Saat ini memang terhambat jumlah kapasitas bandara yang belum bisa mengakomodir pertumbuhan penumpang. Apalagi saat ini yang ngantre slot penerbangan dari airline untuk bisa beroperasi di badara ngurah rai cukup tinggi.

Terkait permintaan Menteri Perhubungan, agar AP 1 mengelola pembangunan bandara Bali Utara, pihaknya menyampaikan kesiapan. Pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. “Bandara Bali Utara sangat prospektif. Karena memang pertumbuhan turis sangat signifikan. Apalagi bali Utara menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan. Sehingga pertumbuhan turis di ngurah rai dan bali utara bisa seimbang,” harapnya. (yudi karnaedi/balipost)

Baca juga:  Didukung Banjar, Pemuda Tatasan Kaja Konsisten Menangkan Teluk Benoa
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *