NEGARA, BALIPOST.com – Banjir bandang tidak hanya membuat puluhan rumah warga di Lingkungan Biluk Poh Kelurahan Tegalcangkring dan Banjar Anyar Kelod Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo rusak. Bahkan ada rumah warga yang tenggelam dalam lumpur dan hanyut ke laut.
Banjir bandang sangat besar juga merusak sejumlah infrastruktur lainnya. Selain jembatan Banjar Penyaringan, senderan sungai Biluk Poh juga jebol. Yang lebih mengkhawatirkan yaitu sejumlah kerusakan pada terowongan dan bendung Telepus dan Bendung Tibubeleng Penyaringan.
Kondisi ini membuat para petani di beberapa subak yang mengharapkan aliran air dari bendung ini khawatir dan resah. Mereka khawatir tanaman/benih padi yang baru ditanam mati.
Anggota DPRD Jembrana dari Fraksi Hanura Komang Adiyasa, Rabu (2/1) mendesak Pemkab Jembrana segera melakukan dan memprioritaskan penanganan. Dewan asal Tegal Cangkring, Mendoyo ini mengatakan aliran bendung ini tembus sampai ke Subak Penyaringan.
Selain itu juga mengairi Subak Pergung, Subak Gintungan dan Subak Delod Berawah.
“Jebolnya cukup panjang. Dan ini harus segera direvitalisasi karena airnya dimanfaatkan mengairi 400 ha sawah petani yang nota bene baru tahap pananaman benih,” kata Adiyasa.
Pihaknya merasa khawatir jika tidak ditangani, padi yang baru ditanam bisa mati yang mengakibatkan gagal panen di ketiga subak itu dan bisa mengurangi stok pangan atau beras di Jembrana.
Untuk membantu subak yang sudah menanam padi, Adiyasa Rabu kemarin bersama krama subak baik Gintungan, Subak Pergung dan Subak Delod Berawah kerja bakti. Ada sekitar 130 orang krama subak yang kerja bakti dengan sistem manual dengan menyusun batu-batu yang di dapat di sungai untuk menahan air sementara sehingga sawah tidak kering.
Penanganan sementara yang dilakukan krama subak katanya juga tidak maksimal karena hanya batu-batu yang disusun. Jika dihantam air lagi katanya juga dikhawatirkan hancur lagi.
“Tadi kami juga sudah berkoordinasi dengan Kadis PUPR untuk penanganan karena ini sifatnya urgent. Meskipun nanti ada panen raya namun untuk penanaman yang baru, jika padinya mati ini juga berpengaruh dengan stok beras di Jembrana. Karena bendung mengairi sawah sampai 400 ha,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Darwin dikonfirmasi membenarkan di bendung Telepus sejumlah titik bendung jebol akibat banjir bandang.
Termasuk terowongan air jebol sepanjang 100 meter. Demikian juga sayap bendung Tibubeleng Penyaringan juga jebol 25 meter dan rumah jaga dan pura bendung juga hanyut.
Bappeda katanya juga sudah konsultasi ke Provinsi Bali karena APBD Jembrana masih dalam verifikasi. “Kami harapkan juga menjadi prioritas karena terkait bencana dan ini juga sifatnya sangat urgent,” katanya.
Pihaknya juga berharap dengan penanganan yang cepat, subak Jagaraga juga bisa turun untuk pengolahan tanah. “Jika sudah sip nanti kami akan prioritaskan sehingga bisa lebih awal tender. Rasanya sih bisa karena bencana,” jelasnya.
Penanganan untuk fasilitas yang rusak karena bencana akan dilakukan bertahap termasuk penanganan jembatan Banjar Penyaringan yang putus. (kmb/balipost)