Tanaman cabai milik petani di Karangasem. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Hektaran tanaman cabai milik petani di Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, rusak. Tanaman tersebut rusak akibat diguyur hujan lebat yang terjadi belakangan ini.

Kondisi ini membuat petani gigit jari. Pasalnya menjelang Kuningan harga cabai mulai naik.

Perbekel Desa Sinduwati I Nengah Rumana, Kamis (3/1) mengungkapkan, hektaran tanaman cabai milik petani rusak akibat terus diguyur hujan lebat. Katanya, tanaman cabai yang rusak, tidak berada pada satu areal. Kerusakan tanaman cabai, umumnya karena busuk akibat terus di guyur hujan.

Baca juga:  Ini Penyebab Perubahan Suhu Ekstrim

Di samping itu bunga cabai banyak yang membusuk dan kemudian gugur. Termasuk buahnya juga membusuk dan gugur. “Pada musim hujan saat ini sinar matahari jarang ada. Bila cabai terus diguyur hujan jelas buahnya akan rusak dan membusuk. Karena cabai bagus ketika musim panas,” sebutnya.

Ia menambahkan, petani cabai tidak bisa berbuat banyak. Guna mengurangi kerugian, petani leih awal memanen cabai. Selain itu, petani cabai juga sejak awal melakukan tumpangsari tanaman. “Kondisi ini jelas membuat petani merugi. Untuk itu saya berharap ada upaya dari pemerintah yakni Dinas Pertanian. Mencarikan jalan ke luarnya guna mengurangi kerugian petani cabai,” katanya.

Baca juga:  Harga Babi Turun, Peternak Merugi

Pantauan di pasar tradisional Karangasem, harga cabai sekitar Rp 30 ribu per kg. Jenis cabai itu, yakni cabai campuran yang merah dengan dan hijau. Sementara, cabai kelas satu atau yang merah semuanya harganya sudah di atas Rp 30 ribu per kg. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *