Umat melaksanakan persembahyangan saat perayaan Kuningan. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hari raya Kuningan yang jatuh pada hari Sabtu (Saniscara) Kliwon Wuku Kuningan, Sabtu (5/1) bertepatan dengan pangelong ping 14 atau Purwaning Tilem Kapitu, Hari Suci Siwaratri. Pertemuan dua hari raya suci bagi umat Hindu ini merupakan momen langka yang terjadi sekitar 30 tahun sekali.

Untuk itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Drs. IGN Sudiana, M.Si., berharap umat Hindu memanfaatkan kesempatan ini dengan bersembahyang secara khusuk, untuk meningkatkan sradha bhakti serta mulat sarira. Selain itu, umat Hindu juga diharapkan agar menjalankan swadharma agama melaksanakan Kuningan dengan bersembahyang di Merajan masing-masing tidak lewat dari tengah hari.

Baca juga:  Ada Perayaan Galungan dan Kuningan, Distribusi Elpiji 3 Kilo ke Buleleng Diminta Lebih Awal

Demikian juga melaksanakan brata Siwaratri dengan puasa, jagra dan mona brata.  “Pelaksanaan Siwaratri mulai jam 6 pagi sampai jam 6 sore esok harinya. Sedangkan Kuningan sampai tengah hari pada hari Sabtu,”ujarnya.

Yang terpenting, lanjut dia, umat Hindu khususnya generasi muda agar tidak melakukan hal-hal negatif, seperti meminum miras, kebut-kebutan di jalan, judi dan perilaku yang melanggar norma agama dan kehidupan yang dapat menurunkan derajat kehidupan. Jika melaksanakan kedua hari raya spesial ini dengan benar, Prof. Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar ini meyakini sembahyang saat Kuningan mendapatkan anugerah para Dewa dan leluhur.

Baca juga:  Bali Alami Inflasi 2,32 Persen

Sedangkan Siwaratri mendapatkan anugrah dari Dewa Siwa, di mana diajarkan bila utamaning brata dapat dilakukan dengan benar dan tepat, maka semua dosa-dosanya akan dilebur oleh Dewa Siwa. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *