Dampak cuaca buruk, kunjungan wisatawan ke Pantai Penimbangan turun sebesar 20 persen. Puluhan jukung nelayan dan perlengkapan penangkapan ikan di Pantai Penimbangan “diungsikan” ke lokasi yang lebih aman. (BP/mud)    

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kunjungan wisatawan ke kawasan Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng turun sekitar 20 persen dibandingkan hari biasanya. Ini terjadi sejak cuaca buruk terjadi pesisir di Bali Utara.

Pantauan di lapangan Jumat (4/1), kawasan Pantai Penimbangan yang sebelumnya tidak pernah sepi, sejak beberapa hari terakhir ini situasinya sepi dan nyaris tanpa pengunjung.

Warung-warung kecil yang dibuka nelayan hampir semuanya tutup. Kios penyewaan papan kano dan ban dalam bekas untuk berenang di pantai juga tutup. Menghindari dihayutkan gelombang pasang, perlengkapan wisata bahari di daerah ini untuk sementara dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

Dampak yang juga terasa akibat cuaca buruk adalah nelayan di daerah ini tidak berani melaut untuk menangkap ikan.

Baca juga:  Alas Arum Agrotourism

Selain itu, nelayan yang bisa sering mengantar tamu melihat atraksi Dolphin atau Diving untuk melihat taman terumbu karang juga ikut terhenti. Tidak heran akibat musim cuaca buruk ini, Pantai Penimbangan yang tadinya ramai oleh pengunjung wisatawan domestik (wisdom), sekarang nyaris tanpa aktifitas wisata.

Seorang nelayan Kadek Wisata menuturkan, cuaca buruk mulai terjadi sekitar satu minggu lalu. Angin kencang dan terkedang diikuti hujan deras membuat gelombang tinggi. Terutama pada setiap malam ketinggian gelombang mencapai 3 meter.

Hempasan gelombang terkadang sampai menggenangi halaman warung yang selama ini digunakan untuk menjual jasa kepada para tamu. Beruntung, perlengkapan usahanya di daratan pantai sempat dihempaskan ombak.

Beruntung saat itu dia lebih awal berhasil memindahkan perlengapannya itu dan sampai sekarang dia tidak berani menempatkan meja atau kursi untuk wisatawan di daratan. “Mulai kejadian Tsunami di Selat Sunda itu ombak terus naik terutama di malam hari. Beberapa hari lalu meja di daratan ini dihempaskan ombak dan beruntung saya bisa menyelamatkan dan sekarang sudah saya pindahan semua karena cuaca masih buruk,” katanya.

Baca juga:  La Nina Melanda, Rekahan Pascagempa Perlu Ditangani Cegah Longsor Besar

Menurut peria asal Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng ini, dampak cuaca buruk kunjungan wisatawan ke Pantai Penimbangan mulai turun. Dari perhitungan kasar, penurunan kunjungan wisatawan sekitar 20 persen dibandingan hari biasanya.

Penurunan ini diakuinya akan berlangsung lama, karena sesuai musim (sasih-red) menurut Hindu cuaca buruk mulai melanda perairan mulai Januari sampai Maret. Diperkirakan, kondisi paling parah terjadi akhir Februari sampai awal Maret 2019.

Baca juga:  Sediakan PL Bisa Dipesan, "Papi" Dituntut 8 Bulan

Memasuki musim pacekelik ini, Wisata berusaha tetap menjalani aktifitasnya. Terkadang kalau gelombang kembali mengecil, dia menurunkan perahu yang berukuran kecil atau papan kano untuk disewakan kepada pengunjung. Hanya saja, cara ini diakuinya penuh resiko, sehingga dirinya memastikan cuaca laut benar-benar normal baru pergi melaut. Jarak pelayaran tidak berani terlalu jauh dari daratan. Biasanya, berlayar sampai 3 jam, sekarang kalau dia melaut , untuk memancing ikan yang menempuh waktu pelayaran sekitar 30 menit saja.

“Sekarang sudah paceklik, tamu sepi, nelayan tidak bisa melaut dan situasi paling parah akhir Februari sampai Maret dan ombak akan bertambah tinggi dari sekarang,” tegasnya. (mudiarta/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *