Personel TRC BPBD Buleleng mengevekuasi kapal rescue yang dihempasan gelombang pasang Minggu (6/1). (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kapal Rescue milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dihempas gelombak tinggi sekitar 3 meter, Jumat tengah malam lalu (4/1). Kapal seharga Rp 2 miliar itu ditambatkan di kawasan Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri, Singaraja, 50 meter di tengah laut. Kini kondisinya rusak. Dibutuhkan biaya antara Rp 50 sampai Rp 100 juta untuk memperbaikinya.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana didampingi Sekretaris BPBD Ketut Susila di lokasi mengatakan, akibat terhempas, atap kapal pecah. Selain itu, air laut juga merendam peralatan elektronik yang terpasang di dalam kapal. Berutung, perangkat GPS lebih awal dievekuasi, sehingga selamat dari hempasan air laut.

Baca juga:  Kapal Pengangkut Beras Nyaris Tenggelam

Namun demikian, dua unit mesin pendorong kapal terkena hempasan air laut. Sekarang, kedua mesin itu tidak bisa dihidupkan diduga karena perangkatnya tidak berfungsi akibat pengaruh air laut.

“Dari laporan staf TRC pertama kapal tertarik ke tengah sampai tali jangkar putus. Staf sempat mengikat kapal pada jangkar, namun tengah malam itu ombak ganas itu memutus tali jangkar kemudian kapal terlempar ke daratan. Beruntung kapal terlempar ke barat, coba kalu ke timur, mungkin kerusakannya akan lebih parah lagi,” katanya.

Baca juga:  Dua Tempat Pembuatan Garam Hancur Dihantam Gelombang Tinggi

Mencegah kerusakan lebih parah, TRC BPBD mengevekuasi perangkat yang terpasang pada kapal. Dua unit mesin dilepas, kemudian dikirim ke salah satu bengkel khusus di Denpasar untuk diperbaiki.

Sementara, kapal untuk sementara dibiarkan di lokasi dan tetap diawasi personel TRC BPBD. Setelah air laut pasang, kapal baru akan ditarik ke darat. Menunggu keputusan kapan kapal akan diperbaiki, Suadnyana berjanji akan melaporkan kerusakan kapal kepada pemerintah daerah. Ini karena dana operasional yang dianggarkan tidak cukup untuk biaya perbaikan kapal.

Baca juga:  Gelombang Tinggi, Nelayan Takut Melaut

“Dari informasi yang ada perbaikan atap saja mencapai Rp 50 juta, belum lagi servis mesin dan perangkat elektroniknya. Untuk sementara kami laporkan dulu kerusakan sekaligus mengusulkan biaya perbaikan,” tegasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *