AMLAPURA, BALIPOST.com – Hujan deras yang terjadi di wilayah Karangasem, Minggu (6/1) sempat membuat jalur utama jalan Karangasem-Singaraja tak bisa dilalui selama beberapa jam. Hal itu lantaran banjir air bercampur lumpur cukup deras mengalir di Tukad Tulamben, sehingga masyarakat tidak berani melewatinya.
Salah seorang warga, I Nengah Dendo Winata, Minggu kemarin mengakui, pihaknya tidak berani melewati air yang cukup besar di sungai yang membelah jalan Amlapura-Singaraja itu. Bahkan, kata Dendo Winata, air cukup besar terjadi sejak pukul 13.00 wita. Karena airnya bercampur lumpur dan cukup besar, pengendara juga tidak berani lewat dan terpaksa menepi. “Tidak ada yang berani lewat, karena airnya besar dan bercampur lumpur,”jelas Winata.
Winata mengatakan,air sungai baru mengecil setelah hampir 3 jam terjadi antrean panjang. Saat ini, sebutnya, jalan sudah bisa dilewati kendaraan meskipun air masih belum surut. “Airnya sudah mengecil, tadi sempat terjebak macet sampai tiga jam,” sebutnya.
Sementara itu, kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Arimbawa, ketika dihubungi membenarkan meluapnya air sungai Tulamben. Dikatakanya, hal itu sangat rutin terjadi ketika musim hujan lantaran belum ada jembatan penghubung. “Airnya sudah mengecil, banjir terjadi karena hujan yang terjadi dilereng gunung agung,” ujarnya.
Selain meluapnya air sungai Tulamben, hujan yang mengguyur Karangasem juga membuat bencana jalan amblas menuju Obyek wisata Rumah pohon Tulamben. Selain itu juga, pihaknya menerima laporan terjadinya pohon tumbang di Pura Yeh Ketupat, Besakih. Disamping itu, pohon tumbang juga terjadi di jalan menuju Besakih tepatnya di atas jembatan arca. “Pohon yang tumbang itu sudah bisa dibersihkan oleh TRC kecamatan Rendang,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)