GIANYAR, BALIPOST.com – Kunjungan wisata ke Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan. Bahkan sepanjang 2018 sudah tercatat 2,7 juta wisatawan yang berkunjung ke kawasan seni ini.
Dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Gianyar, AA Bagus Ari Brahmanta, jumlah itu sudah melampaui target Disparda Gianyar. Ia mengatakan tahun ini pemerintah pun kembali memasang target peningkatan kunjungan, tentunya dengan menyiapkan sejumlah program.
Diterangkan pada 2018, target kunjungan dipatok sebesar 2,6 juta kunjungan. Namun, jumlah kunjungan mencapai 2,7 juta orang. Sementara tahun ini, pihaknya optimis kembali terjadi peningkatan kunjungan. “Kami optimistis target ini bisa tercapai,” tegasnya, dihubungi Minggu (6/1).
Pejabat asal Ubud ini mengatakan kegiatan berwisata sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting bagi sebagian besar kalangan masyarakat, baik itu di luar atau pun dalam negeri. “Selain itu, akomodasi pariwisata terus tumbuh, baik baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, sehingga dapat menarik minat lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Gianyar,” jelasnya.
Gung Ari juga mengungkapkan sejumlah program, baik yang sudah rutin maupun terobosan baru akan dilaksanakan. Salah satu fokus promosi pariwisata yaitu melalui pemanfaatan teknologi informasi (TI).
Melalui platform di era digital, informasi mengenai atraksi dan objek wisata di Gianyar dapat tersebar luas di seluruh dunia. “Pemanfaatan sarana inilah yang akan dimaksimalkan tahun ini,” jelasnya.
Pihaknya berharap tidak ada peristiwa luar biasa yang dapat mengancam sektor pariwisata Gianyar, seperti bencana alam. Sebab, pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu. Seperti bencana Gunung Agung yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kabupaten Gianyar memiliki 54 objek wisata. Dari seluruh jumlah itu, sebanyak 10 objek dikelola Pemkab Gianyar bersama Desa Pakraman. Sementara 24 objek wisata hanya dikelola pihak desa pakraman.
Kemudian ada 19 lokasi objek wisata buatan yang dikelola swasta. Dan 1 objek tempat wisata dikelola pemerintah pusat melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). (Manik Astajaya/balipost)