GIANYAR, BALIPOST.com – Seorang bayi laki-laki yang lahir di RSUD Sanjiwani Gianyar ditinggalkan ibunya, IW (24) asal Jember setelah melahirkan. Setelah 20 hari, pihak RSUD Sanjiwani Gianyar masih melakukan perawatan terhadap bayi tersebut.
Kabid Humas RSUD Sanjiwani Gianyar, Anak Agung Gede Putra Parwata, dikonfirmasi Minggu (6/1) membenarkan bayi laki-laki itu masih dirawat di RSUD Sanjiwani. Ia menerangkan awalnya IW datang ke RSUD Sanjiwani Gianyar pada Senin (17/12) sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu perempuan asal Jember, Jawa Timur ini datang sebagai pasien untuk melahirkan.
Tim Medis RSUD Sanjiwani Gianyar pun langsung melakukan penanganan. Dalam peratawan petugas RS, pada Senin hari itu sekitar pukul 20.00 Wita, ia melahirkan seorang bayi laki-laki. Usai lahir, bayi tersebut lantas dipindahkan ke ruang perawatan atau Perinatology.
Keesokan harinya, Selasa (18/12) ibu dari bayi tersebut kabur meninggalkan RSUD Sanjiwani Gianyar. Hilangnya perempuan ini dipastikan tanpa ada memberitahukan kepada petugas RS. “Setelah bayar dikasir sebesar Rp 2 Juta kepada petugas RS, ia bilang keluar sebentar. Namun, sampai sekarang ini, ibu itu tidak datang-datang lagi ke RSUD Sanjiwani Gianyar,” jelasnya.
Diungkapkan 20 hari berselang, kondisi bayi dalam keadaan kritis dan masih dirawat di ruang khusus dengan berat badan 1,56 Kg. Atas kejadian ini, pihak kepolisian sudah datang ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk mengecek. Selain polisi, petugas dari Dinas Sosial Kabupaten Gianyar juga sudah melakukan pengecekan ke RS Sanjiwani Gianyar. “Kami imbau kepada orang tua bayi untuk bertanggung jawab datang ke RSUD Sanjiwani Gianyar menjenguk bayinya,” pinta Agung.
Kadis Sosial Gianyar, I Made Watha mengatakan sejak menerima laporan bayi terlantar itu dari pihak rumah sakit, Dinas Sosial Kabupaten Gianyar sudah melakukan langkah-langkah. Seperti pemenuhan kebutuhannya selama mendapat perawatan di rumah sakit. Dikatakan, atas kasus ini banyak pihak yang prihatin dan menyumbang untuk keperluan bayi selama dirawat. “Banyak pihak yang membantu bayi malang ini mulai dari paramedis dan masyarakat lainnya,” ujar Watha.
Diakuinya, hingga kini banyak yang warga yang memiliki keinginan untuk melakukan adopsi terhadap bayi tersebut. Namun pihaknya, belum menyikapi itu karena masih fokus untuk perawatan sang bayi. “Kami hanya ingin memastikan bayi ini mendapat perawatan yang terbaik. Setelah kondisinya stabil, baru kami koordinasikan lagi mengenai langkah-langkah selanjutnya termasuk proses adopsi,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)