Warga menggelar segara kertih di Pura Tirta Segara Rupek. (BP/istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Dilatarbelakangi sejumlah bencana yang terjadi di laut belakangan ini, sejumlah Desa Pakraman di Jembrana, Minggu (6/1) menggelar upacara segara kertih ngaturang pecaruan alit dan mulang pakelem di Pura Tirta Segara Rupek, Penginuman, Gilimanuk. Kegiatan yang diinisiasi I Nengah Tamba ini diikuti ratusan krama baik di Desa Pakraman Gilimanuk maupun pemucuk sejumlah desa pakraman di Jembrana.

Segara Kertih dengan ngaturang mulang pakelem ini, menurut Tamba, meskipun alit (kecil), dilakukan secara ikhlas dan suci untuk kepentingan semua. Upaya ini didasari atas pemikiran bersama dengan adanya beberapa peristiwa alam yang menyedihkan tahun lalu hingga menelan ribuan korban jiwa seperti gempa bumi, tsunami hingga kapal jatuh. “Semoga dengan Segara Kertih ini, Pulau Bali dibentengi. Tidak ada musibah seperti di luar Bali. Memang ini skup yang kecil, tapi kita juga ingin menggugah pemerintah dan pemangku kekuasaan untuk melanjutkan ini (lebih besar),” tandas Tamba yang dikenal dengan jargon TMS.

Baca juga:  2017, Bencana Longsor Makin Banyak di Gianyar

Anggota DPRD Bali asal Desa Peh, Kaliakah ini juga telah berkoordinasi dengan rekan-rekan di DPRD Bali guna memasang anggaran rutin Segara Kertih. Dan memang semestinya, Segara Kertih ini harus terus dilakukan untuk kepentingan bersama. “Ini untuk Bali. Bukan untuk Bendesa atau saya, tidak. Tetapi untuk alam semesta. Cinta kita kepada alam, ikhlas untuk kepentingan semua,” kata Tamba.

Majelis Alit Pakraman Melaya, Made Sekar yang hadir mengaku sangat mendukung Segara Kertih di Penginuman, Gilimanuk ini. Dengan ngaturang bakti pakelem diharapkan muncul kehidupan yang harmonis dan bersinergis. “Selama ini Segara Kertih memang berjalan, tapi kita perlu memaksimalkan. Yang penting kita berbuat tanpa pamrih,” ujarnya.

Baca juga:  Rehabilitasi Bencana Banjir Bandang di Gerokgak, BNPB Hibahkan Rp 15 Miliar

Hal senada juga disampaikan Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Negara, Nengah Sudama. Dalam konteks upacara Segara Kertih ini merupakan yadnya agar jagat rahayu rahajeng. Pihaknya juga berharap kegiatan semacam ini bisa berlanjut. Bukan hanya di Gilimanuk, tetapi juga di laut-laut lainnya termasuk di Negara.

Bendesa Pekraman Gilimanuk, I Ketut Galung, mengatakan dengan Segara Kertih ini bisa menetralkan semesta bhuana agung dan bhuana alit. Khususnya di laut Pura Tirta Segara Rupek supaya bersih suci. “Dengan upacara ini di wewidangan Desa Pekaraman Gilimanuk disucikan, tidak ada lagi kotor yang mampir di laut Segara Rupek,” ucapnya. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Kompetisi Liga 3 Rayon Bali Libatkan 10 Tim
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *