DENPASAR, BALIPOST.com – Prestasi kontingen Bali mendulang 20 medali emas, pada PON XIX di Jabar 2016 silam dan menduduki peringkat enam besar. Kini target tersebut ditingkatkan seraya mematok 31 emas, pada hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia ke-XX di Papua pada 2020 mendatang.
Harapan itu dilontarkan Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, di Denpasar, Senin (7/1). Dijelaskannya, provinsi tetangga seperti Jatim, memasang target tiap cabor dalam perolehan medali. “Yang penting target tercapai dulu, kami tak memperhitungkan peringkat,” ucapnya.
Ia mengakui, dalam perburuan medali dan posisi, Bali bersaing ketat dengan Banten, Riau, dan Kaltim. Disinggung soal anggaran, Suwandi menerangkan, saat PON di Jabar anggaran KONI Bali Rp 39 miliar. Sedangkan anggaran KONI Badung bisa mencapai Rp 50 miliar. “Anggaran untuk KONI bisa besar, bagi kabupaten atau daerah yang kaya, dan mempunyai Pendapatan Asli Daerah (PAD) melimpah,” jelas mantan Ketua Umum KONI Badung ini.
Sementara Sekum KONI Bali Oka Darmawan menyatakan, anggaran KONI pada 2018 mencapai Rp 16,4 miliar, dan pada 2019 ini mencapai Rp 22 miliar. Hanya, pada 2019 ini hingga awal 2020 terdapat event Pra PON.
Yang menjadi masalah, Bumi Cendrawasih memiliki fasilitas olahaga serba terbatas. Dampaknya, kuota atlet berikut offisial juga dibatasi, dan untuk kontingen Bali jumlahnya 150 personel.
Ketua Umum Pengprov Perbasi Bali ini, mencontohkam, basket hanya delapan provinsi yang lolos ke PON. “Seandainya, Bali lolos peringkat 6,7 atau 8, apakah layak diberangkatkan?” tanya dia.
Selain itu, jika tim basket Bali yang lolos kemudian absen di PON apakah terkena sanksi. Untuk itu, pihaknya berniat menggelar Rapat Anggota KONI pada Februari nanti. Tujuannya membahas bersama pengprov cabor dan KONI daerah, dalam pengriman atlet, termasuk pengajuan anggaran untuk 2020 mendatang. (Daniel Fajry/balipost)