Simulasi penanganan bencana tsunami digelar di pesisir Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Menjadi daerah rawan bencana, Kabupaten Banyuwangi belum didukung peralatan antisipasi dini. Salah satunya, alat pendeteksi dini atau early warning system (EWS). Kondisi ini cukup mengkhawatirkan.

Apalagi, ancaman bencana di kabupaten ujung timur Jawa ini cukup tinggi. Mulai, tsunami, gunung meletus, banjir bandang hingga tanah longsor.

Hingga kini, baru dua alat EWS yang terpasang di Banyuwangi. Itupun milik Badan Meteoroligi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “ Kami sudah pernah mengajukan pengadaan EWS, tapi belum ada realisasi,” kata Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharam, Selasa (8/1).

Baca juga:  Diusulkan, Normalisasi Tukad Biluk Poh dan Pemasangan Alat Peringatan Dini

Menurutnya, peralatan EWS sangat dibutuhkan Banyuwangi. Sebab, semua ancaman bencana ada di kabupaten ini. Yang mengkhawatirkan, Banyuwangi memiliki panjang pantai hingga 175 kilometer. Hampir seluruhnya berpotensi tsunami.

Pihaknya berharap, pengadaan EWS bisa menjadi prioritas. Sehingga, bisa mengantisipasi sejak dini jika terjadi bencana. Sebab, alat ini bisa mendeteksi sejak awal ketika bencana mengancam. “Sebenarnya, banyak peralatan yang kurang, padahal sangat dibutuhkan. Khususnya EWS ini,” jelasnya.

Baca juga:  WNI di Jepang Diimbau Waspadai Gempa Susulan dan Tsunami

Tak kalah penting, lanjut Eka, EWS bagi ancaman tsunami. Sebab, Banyuwangi memiliki sejarah bencana tsunami yang dahsyat, tahun 1993.

Ditambahkan Eka, BPBD Banyuwangi sebenarnya telah memiliki 7 alat pendeteksi dini tsunami. Alat tersebut bantuan dari Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB). Namun, seluruhnya kurang maksimal. Bahkan, ada yang rusak.

Pemicunya, beberapa komponen alat ini hilang lantaran dicuri. “Jadi, alat tersebut tak bisa difungsikan,” imbuhnya.

Baca juga:  Jepang Cabut Peringatan Tsunami

Sejatinya, alat yang rusak tersebut bisa diperbaiki. Namun, onderdilnya cukup mahal. Sehingga, jika dipertimbangkan, lebih baik membeli alat baru. Biayanya tak jauh beda dibandingkan perbaikan alat pendeteksi tsunami tersebut.

Selain pendeteksi tsunami, EWS bagi gunung meletus juga sangat penting. Sebab, Banyuwangi memiliki Gunung Raung yang masih aktif. Bahkan, tahun 2015 sempat menyemburkan abu vulkanik hingga melumpuhkan bandara. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *