TABANAN, BALIPOST.com – Meningkatnya volume sampah karena hari raya Galungan dan Kuningan sebanyak 20 persen dari normal diikuti rusaknya alat berat di TPA Mandung membuat sampah di sejumlah titik Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Tabanan tidak terangkut maksimal. Bahkan kondisinya meluber hingga ke luar dari kontainer.
Salah satunya di TPS yang berlokasi dekat kuburan Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan. Biasanya, sampah di TPS ini terangkut secara rutin dan jarang meluber sampai di luar kontainer. Tetapi, hasil pemantauan Selasa (8/1), sampah tampak meluber hingga di luar kontainer.
Tidak hanya itu, di beberapa TPS seperti di Pasar Dauh Pala juga dilaporkan terjadi penumpukan. Begitu juga TPS yang berlokasi di belakang Lapangan Debes, Gerokgak, Tabanan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, A.A. Raka Icwara saat dikonfirmasi mengatakan melubernya sampah di beberapa TPS selain karena volume sampah yang meningkat setelah Galungan dan Kuningan, juga karena sering rusaknya alat berat di TPA Mandung. “Sering rusaknya dimulai sebulan lalu. Kadang baik lagi setelahnya rusak lagi. Hal ini menghambat perataan sampah yang masuk sehingga truk harus antri untuk membuang sampah yang diangkutnya ke TPA,” jelas Raka Icwara.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya telah menyewa satu alat berat agar proses perataan sampah di TPA Mandung bisa berjalan maksimal. Kasi Pengolahan Sampah DLH Tabanan, Ramli mengatakan dalam pengangkutan sampah yang meningkat karena Galungan dan Kuningan ini pihaknya telah memaksimalkan SDM dan armada yang ada. Saat ini DLH tabanan memiliki 13 armada truk pengangkut sampah, tujuh amrroll dan tiga kijang. “Memang ada beberapa titik TPS yang sampahnya masih belum terangkut maksimal. Tetapi sudah diatasi dengan penambahan bantuan pengangkutan sehingga setidaknya Sabtu atau Minggu ini sudah teratasi. Untuk yang di belakang Lapangan Debes Gerokgak diusahakan Selasa ini karena sampahnya sudah meluber ke jalan,” ujarnya.
Kepala UPT TPA Mandung, Ni Luh Sukartini menambahkan pihak TPA Mandung hanya bertugas menerima dan menata sampah yang masuk. Diakuinya, volume sampah mengalami peningkatan 20 persen dari normal ditambah lagi dengan kerap rusaknya alat berat yang ada di TPA Mandung, proses perataan sampah sedikit terhambat. “Sempat rusak hingga tengah hari sehingga truk sampah yang masuk harus antre untuk membuang sampahnya ke TPA,” ujar Sukartini.
Ia melanjutkan TPA Mandung memiliki tiga alat berat. Karena dalam sebulan ini sering rusak, pihaknya kemudian menyewa satu alat berat agar proses perataan dan penataan sampah di TPA Mandung bisa berjalan normal. “Setiap hari ada yang stand by di TPA Mandung untuk memantau situasi di TPA Mandung. Begitu juga dengan shift pengangkutan. Setiap hari bertugas dan tidak libur,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)