Pura Dang Kahyangan Er Jeruk. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pura Er Jeruk merupakan salah satu pura Dang Kahyangan di Bali. Pura yang terletak di pesisir Pantai Purnama, Sukawati dan dikelilingi areal persawahan ini diempon sekitar 1.500 krama subak. Pura juga diusung krama Desa Pekraman Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Pura ini, jika ditelusuri pendirinya di ulas dalam berbagai sastra. Dalam buku Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk yang ditulis oleh Dr. Drs. Anak Agung Gede Raka, M.Si dan Drs. I Wayan Sudana, M.Si terungkap berbagai pendapat berkembang secara tradisi di masyarakat tentang  nama Pura Er Jeruk, khususnya di Desa Sukawati.

Nama Pura Er Jeruk juga dikaitkan dengan nama sawah yang ada  di sebelah utara pura yang saat ini menjadi Subak Juwuk. Ada pula yang mengatakan bahwa air laut yang ada di sebelah selatan pura menjorok ke areal lingkungan pura seperti ceruk.

Baca juga:  Tergerus Ombak, Pura di Pantai Purnama Roboh

Kemudian pura yang ada di sekitar ceruk tersebut diberi nama Pura Er Jeruk. Sedangkan versi lainnya memaparkan nama pura diambil dari kata we jeruti (we berarti air/er) dan (jeruti menjadi kata jeruk), kemudian dari we jeruti menjadi air/er jeruk.

Pemaparan lebih lugas bisa ditemui di lontar Dwijendra Tatwa, yang di dalamnya ada menjelaskan bahwa pura Er Jeruk dibangun ketika Dang Hyang Nirartha melakukan dharma yatra dari Uluwatu menuju Goa Lawah. Sebelum tiba di Goa Lawah, beliau mampir di sebuah tempat, yaitu Subak Leba.

Beliau diterima dengan senang hati oleh petani Subak Leba dan menjamu dengan suguhan air jeruk. Kemudian pura yang dibangun di lingkungan Sawah Subak Leba Pura Er Jeruk. Sedangkan  sejarah pendirian pura bila merujuk kepada sumber-sumber yang telah dibaca, bahwa Pura Er Jeruk dibangun dan direnovasi dalam beberapa tahapan.

Baca juga:  Denpasar Benarkan Warganya Meninggal Positif COVID-19

Berdasarkan penurutan panitia karya upacara Karya Padudusan, Tawur Balik Sumpah Agung lan Mupuk Pedagingan saat mesimakrama ke redaksi Bali Post, pura yang diiempon oleh 1500 subak ini  berawal dari Balidwipa dipimpin oleh Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa sekitar abad 10 Masehi.

Berkenaan dengan status, Pura Er Jeruk pernah berstatus sad kahyangan, yang keberadaannya selalu dikaitkan dengan Empu Kuturan. Empu Kuturan bagi kalangan umat Hindu di Bali dikenang sebagai tokoh yang mendeklarasikan khayangan tiga. Degan demikian, ketika Bali dipimpin oleh Dharma Udayana Warmadewa abad 11 Masehi, Pura Er Jeruk diposisikan sebagai kahyangan jagat.

Baca juga:  Idul Fitri, Puluhan Napi Rutan Negara Peroleh Remisi

Dijelaskan  juga bahwa dalam bentangan waktu yang relatif panjang, ketika pemerintahan Dalem Waturenggong (abad 15/16 Masehi), hadir seorang tokoh agama dari Majapahit, yaitu Dang Hyang Nirartha. Beliau dikenal sebagai tokoh yang banyak mengadakan pembaharuan terhadap bangunan pura.

Pura Er Jeruk merupakan salah satu pura hasil pembaharuan yang dilakukannya. Di samping itu. Beliau juga banyak membangun pura dan sebagian besar memilih tempat di pesisir pantai, termasuk Pura Er Jeruk.

Pura (tempat suci) yang dibangun terkait dharma yatra-Nya termasuk ke dalam kelompok pura dang kahyangan. Untuk diketahui, baik sad kahyangan maupun dang kahyangan statusnya sama sebagai kahyangan jagat. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *