SEMARAPURA, BALIPOST.com – Komisi II DPRD Klungkung secara khusus melakukan observasi ke Nusa Penida. Mereka secara khusus menyoroti kondisi infrakstruktur Nusa Penida, khususnya dari aspek pariwisata.

Komisi II melihat banyak kelemahan yang harus segera disempurnakan. Salah satu anggota Komisi II DPRD Klungkung, Gede Artison Andarawata, Jumat (11/1) mengatakan infrakstruktur yang mendukung pariwisata masih sangat kurang. Visi pariwisata di Nusa Penida, menurutnya berjalan tanpa arah.

Padahal, kedatangan wisatawan ke Nusa Penida sudah membludak. “Inovasi pariwisata dari Dinas Pariwisata seperti auto pilot. Berjalan tanpa arah,” kata Politisi Partai Demokrat ini.

Baca juga:  Dewan Pastikan Proyek Fisik Serap Tenaga Lokal

Anak dari pelukis legendaris Bali, Nyoman Gunarsa ini, salah satu masalah kecil yang memicu penilaian demikian adalah minimnya rambu-rambu pariwisata. Padahal, ini modal awal untuk memperkenalkan tempat yang akan dituju, sehingga wisatawan tidak bingung saat tiba di Nusa Penida.

Padahal objek wisatanya cukup banyak. “Pos pariwisata ini akan menunjukkan wisatawan ke objek wisata yang akan dituju,” tegasnya.

Dia mengaku sejak awal sudah menyoroti itu. Setelah melakukan observasi lagi ke Nusa Penida, ternyata tidak banyak ada perubahan, sehingga kinerja Dinas Pariwisata disorot oleh Komisi II DPRD Klungkung.

Baca juga:  Saling Menguatkan, Warga Nusa Penida Bantu Anak Rantau Terdampak Covid-19

Selain minimmya rambu objek pariwisata, pihaknya juga menyoroti jalan di Nusa Penida, yang peruntukkannya sebagai jalan kabupaten, justru dilewati kendaraan yang melebihi beban. Ini tidak sesuai kelas jalan, sehingga bisa mengakibatkan jalan cepat rusak.

Ini harus mendapat perhatian serius pemerintah daerah, agar jalan di Nusa Penida yang sudah bagus tidak cepat rusak. Ini sebenarnya sudah berulang kali diperingatkan oleh Bupati Klungkung Nyoman Suwirta.

Sehingga, pihaknya meminta Dinas Perhubungan proaktif mengontrol situasi tersebut. “Juga untuk beberapa desa masih belum merata sinyal telepon. Makanya kita ingin pastikan untuk jaringan wifi/internet di setiap desa, biar program e-Tukin tidak cuma jadi wacana saja,” tegas Artison.

Baca juga:  Masuk APBN 2018, Anggaran Rp 601 Miliar untuk Perencanaan Gedung Baru DPR

Komisi II juga melanjutkan observasi ke mata air Guyangan, guna melihat langsung proses pergantian pipa PVC dengan besi galvanis. Komisi II juga sekaligus ingin memastikan debit mata air tersebut.

Ia berharap debit air ini mampu dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air di sejumlah desa di Nusa Penida. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *