MANGUPURA, BALIPOST.com – Konsisten tolak rencana reklamasi Teluk Benoa, Sabtu (12/1), dua desa memasang baliho tolak reklamasi Teluk Benoa. Pemasangan baliho dilakukan warga Desa Adat Jimbaran yang tergabung dalam Petir Jimbaran dan warga Desa Adat Kedonganan.

I Nyoman Sudana Koordinator pemasangan baliho Petir Jimbaran tolak reklamasi Teluk Benoa menjelaskan baliho yang dibuat secara urunan ini berukuran 4×3 meter. Baliho tolak reklamasi Teluk Benoa ini dipasang di simpang McDonalds-KFC Jimbaran.

Lebih lanjut, Sudana menegaskan pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa adalah sebagai bentuk perlawanan rakyat Jimbaran yang tidak pernah surut terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. “Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah mengeluarkan izin lokasi reklamasi Teluk Benoa yang baru secara diam-diam. Tindakan Susi Pudjiastuti itu kami anggap sebagai upaya-upaya untuk memuluskan kembali rencana reklamasi Teluk Benoa. Kami rakyat Jimbaran tidak bisa diam melihat hal tersebut. Kami tegaskan sekali lagi, rakyat Jimbaran sudah siap melawan upaya-upaya yang memuluskan reklamasi Teluk Benoa,” tegasnya.

Baca juga:  Kali Kedua, Pembangunan RS Nyitdah Gagal Tender

Di tempat terpisah, koordinator pemasangan baliho Kedonganan tolak reklamasi Teluk Benoa, Ketut Nevo Prayogi, menjelaskan baliho tersebut dipasang pada dua titik, yaitu di depan Benoa Square dan di depan Hotel Watermark, Desa Adat Kedonganan. Baliho yang dipasang tersebut masing-masing berukuran 3×4 meter dan dipasang oleh Desa Adat Kedonganan melalui organisasi Forum Pemerhati Pembangunan Bali (FPPB) Desa Adat Kedonganan.

“Baliho ini diarak dan dipasang oleh puluhan Warga Desa Adat Kedonganan. Baliho tolak reklamasi Teluk Benoa kami pasang di depan Benoa Square dan di depan Hotel Watermark Kedonganan,” ujarnya.

Baca juga:  PPDB SMP, Siswa Bisa Memilih Dua Jalur

Lebih jauh, Nevo menegaskan pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa tersebut sebagai bentuk konsistensi Desa Adat Kedonganan menolak reklamasi Teluk Benoa dan tanpa kepentingan politik didalamnya. “Ini murni perjuangan rakyat Desa Adat Kedonganan yang memperjuangkan tanah kelahirannya,” tegasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *