Kondisi rumah pasutri di Banjar Metra Tengah, Desa Yangapi, Tembuku yang hangus tersambar petir. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Nasib malang dialami pasangan suami istri Nengah Sumadana dan Gusti Ayu Made Srinten di Banjar Metra Tengah, Desa Yangapi, Tembuku. Rumah miliknya yang ditempatinya sejak satu setengah bulan terakhir, hangus tersambar petir, Sabtu (12/1) sore. Kejadian itu mengakibatkan seluruh harta benda yang ada di dalamnya ludes. Kini harta satu-satunya yang dimiliki pasutri tersebut hanyalah pakaian yang melekat di badannya.

Kebakaran rumah semi permanen tersebut pertamakali diketahui Gusti Ayu Made Srinten sekitar pukul 16.00 wita. Ketika itu ia baru saja datang dari Pura usai ngayah.

Baca juga:  Diduga Karena Ini, Loket Karcis Objek Wisata Uluwatu Terbakar dan Kerugian Diperkirakan Ratusan Juta

Dirinya terkejut melihat kondisi rumahnya yang sudah hangus terbakar dan rata dengan tanah. “Setelah itu saya langsung panggil suami saya di tempatnya bekerja,” ungkap Srinten saat ditemui di lokasi Kamis (13/1).

Lanjut dikatakan Srinten, saat kejadian rumah berukuran 4,5×3,5 meter itu sedang kosong karena ditinggal bekerja suaminya buruh bangunan. Sementara dirinya ngayah di Pura sejak siang hari. Selama ini rumah tersebut hanya mereka tempati berdua. Rumah yang berdinding kalsiboard itu baru mereka bangun sekitar tiga bulan lalu.

Baca juga:  Dukung Koster Wujudkan Kedaulatan Pangan, Bentuk Desa Mandiri Pangan dan Turunkan PBB-P2

Selain barang elektronik dan perabotan rumah tangga, sejumlah perhiasan emas dan uang tunai yang disimpan di dalam rumah juga turut hangus terbakar. Sepeda motor Honda Vario yang diparkir di rumah tersebut juga kini hanya tersisa puingnya. “Semua barang saya yang ada di rumah sudah habis. Sekarang saya cuma punya baju yang saya pakai di badan saja,” ujarnya.

Ditambahkan suaminya, Sumadana, sebelum kejadian, wilayah Banjar Metra Tengah dilanda hujan disertai petir sejak siang hari. Dia menduga petir pertamakali menyambar antenna televisinya yang dipasang pada sebuah tiang bambu. Hal itu terlihat dari kondisi tiang bambunya yang patah dan hancur. “Padahal sebelum keluar rumah, saya sudah cabut semua kabel alat elektronik dari sambungan listrik,” ungkapnya.

Baca juga:  KRI dr. Soeharso 990 Berangkat ke Sulteng, Difungsikan Jadi RS Terapung

Kini pasca rumahnya ludes terbakar, dirinya dan istrinya benar-benar tak punya apa-apa. Dari seluruh bangunan yang ada, hanya tersisa kamar mandi. Untuk tidur, keduanya saat ini terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya. (dayu rina/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *