Umat Hindu saat mengikuti proses melasti di Segara Goa Lawah, Minggu (13/1). (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Serangkaian Karya Padudusan Agung di Pura Goa Lawah, digelar upacara melasti, mapepada dan ngaturang pakelem di Segara Goa Lawah, Minggu (13/1). Upacara ini sebagai persiapan puncak karya yang akan diselenggarakan Selasa (15/1) besok.

Melasti dimaksudkan sebagai upaya penyucian seluruh pralingga Ida Batara, demikian juga mapepada untuk menyucikan binatang yang akan digunakan sebagai sarana upacara.

Sebelum melasti, rangkaian upacara sudah diawali dengan berbagai kegiatan, antara lain nyujukang tetaring, ngunggahang sunari, nyuci, nuhur tirtha di Pura Sad Khayangan di Bali.

Baca juga:  Wisatawan Mancanegara Minati Eksplorasi Tabanan dengan VW

Menurut Bendesa Pura Goa Lawah dr. Bagus Darmayasa, puncak karya Padudusan Agung, dipuput dua sulinggih, yaitu Ida Pedanda Istri Anom Keniten dari Gria Jumpung Anyar Dawan Kelod dan Ida Pedanda Budha Wayan Darma Sogata dari Gria Wanasari.

Bagus Darmayasa menambahkan, dalam rangkaian karya ini, juga dilaksanakan pawintenan beberapa warga pengempon dan warga lainnya. Nantinya, setelah pelaksanaan puncak karya, 15 Januari besok, Ida Batara nyejer selama tujuh hari, sebelum Karya Padudusan Agung masineb 22 Januari nanti, tepat pukul 15.00 wita.

Baca juga:  Bali Darurat Sampah, Perlu Upaya Bersama Mengatasi

Kepada umat Hindu di Bali maupun di luar Bali, yang ingin melaksanakan persembahyangan, diharapkan menyesuaikan dengan waktu dudonan karya. Selain itu, bagi umat sedharma yang melaksanakan Upacara Nyegara Gunung, agar menghindari tabrakan jadwalnya dengan upacara yang sedang berlangsung di Pura Goa Lawah. “Dimohon kepada umat, yang akan melaksanakan Upacara Nyegara Gunung, supaya mencari waktu lain, setelah Karya Padudusan Agung selesai,” kata dr. Bagus Darmayasa.

Baca juga:  PDAM Diminta Sediakan Air Langsung Minum untuk Wisatawan

Pada kesempatan itu, pihaknya juga himbau kepada para wisatawan yang hendak berkunjung ke Goa lawah, selama pelaksanaan Karya Padudusan Agung ini, hanya diperkenankan masuk sampai di Madya Mandala. Pihaknya berharap wisatawan bisa memaklumi situasi di dalam pura dengan aktivitas umatnya.

Panitia juga akan mengatur pamedek yang ingin sembahyang dengan sistim kartu antrian. Tujuannya, agar pamedek yang akan melaksanakan pembahyangan bisa teratur dan nyaman. (bagiarta/balipost)

 

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *