GIANYAR, BALIPOST.com – Bencana longsor yang mengamblaskan Pura Prajapati Desa Pakraman Badung ke dasar sungai di Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payangan pada Sabtu (12/1) dipastikan sudah memicu kerugian miliaran rupiah. Kini krama pun berencana menggelar upacara guru piduka pada Senin (14/1).
Menurut Bendesa Pakraman Badung I Wayan Darmika, Minggu (13/1), ritual ini sebagai permohonan maaf bila terjadi kekeliruan yang memicu bencana ini terjadi. “Upacara ini sebagai permohonan maaf kami, jika ada pikiran, perkataan dan perbuatan kami yang keliru,” katanya.
Dijelaskan posisi Pura Prajapati memang berada di pinggir tebing sejak dulu. Kemudian sekitar 9 tahun lalu dilakukan renovasi dan penambahan lantai dasar dekat dengan sungai. “Sementara saat ini di lantai dasar itu sudah ada toilet umum dan tempat menaruh barang-barang. Di lantai II atau bagian atas, terdapat Pura Prajapati, Ulun Pangkung dan perantenan (dapur-red),” jelasnya.
Ia mengutarakan pondasi Pura Prajapati dan Pura Ulun Pangkung nampak retak sejak dua minggu sebelum longsor terjadi. Pihak desa pakraman pun sudah menggelar paruman membahas retakan itu. Rencanannya perbaikan keretakan pada pondasi pura berlantai II itupun akan dilakukan Februari 2019.
Sebab, krama masih fokus melakukan perbaikan Pura Catur Bhuana yang juga diempon mereka. “Maunya biar selesai perbaikan di Pura Catur Bhuana, baru konsentrasi memperbaiki keretakan ini. Tapi kemarin seluruhnya sudah tergerus, tak ada sisa,” ungkapnya.
Diungkapkan pula bencana longsor di pura tersebut terjadi sekitar 30 menit setelah kawasan Payangan diguyur hujan lebat. Hal ini menyebabkan debit air sungai di bawah Pura mengalir cukup deras. Namun masih untung ketika itu tidak ada aktivitas di areal pura sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa. “Masih untung kejadiannya kemarin. Kalau hari ini, pas ada prosesi ngaben bisa jadi banyak korban. Artinya kami percaya, kami masih diberikan perlindungan,” ungkapnya.
Dikatakan untuk sementara waktu fungsi Pura Prajapati yang erat kaitannya dengan prosesi pengabenan dipindahkan ke Jaba Tengah Pura Dalem Pakraman Badung yang berlokasi di timur TKP. “Sementara kita buatkan turus lumbung di Jaba Tengah Pura Dalem. Ke depan, karena tanah sudah longsor semua. Pembangunan Pura Prajapati akan digeser agak ke timur. Tentu perlu minta petunjuk Ida nak lingsir,” ujarnya.
Pihaknya bersama sejumlah prajuru juga rencananya akan menghadap Bupati Gianyar I Made Mahayastra. Diharapkan ada perhatian dari pemerintah. Sebab kerugian akibat musibah ini ditaksir mencapai Rp 3,5 miliar belum termasuk biaya upakara setelah pembangunan. (Manik Astajaya/balipost)