BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah warga di Desa Terunyan, Kintamani kini dihantui cemas pascalongsor dan air bah yang dipicu hujan deras, Senin (14/1) sore. Warga khawatir terjadi bencana susulan saat hujan kembali melanda wilayah setempat.
Berdasarkan pantauan Selasa (15/1), beberapa rumah warga terlihat terkena material tanah dan pasir yang longsor dari atas Bukit Abang. Bahkan sebuah bangun dapur milik warga terendam material hingga tersisa sebagian.
Material tanah, pasir dan bebatuan juga menimbun sejumlah ladang milik warga yang sebagian besar ditanami cabai. Tak hanya itu, longsor yang dipicu akibat hujan deras tersebut mengakibatkan beberapa titik jalan sulit dilalui kendaraan lantaran tertutup material lumpur.
Perbekel Desa Terunyan Wayan Arjana saat ditemui di lokasi menyebutkan sedikitnya ada delapan rumah milik warga yang terkena material longsor. Dua rumah diantaranya kemasukan material pasir hingga setinggi 1,5 meter. Luas ladang warga yang tertimbun diperkirakan mencapai kurang lebih satu hektar. “Jalan yang tertimbun material pasir dan lumpur ada sekitar tiga titik,” ungkapnya.
Dijelaskan bahwa longsor dan air bah terjadi sekitar pukul 14.50 wita saat hujan deras berlangsung selama kurang lebih dua jam. Derasnya hujan mengakibatkan material berupa tanah, pasir dan bebatuan jatuh dari atas tebing hanyut terbawa air bah. “Sebelum kejadian, tebing yang di atas sudah sempat longsor akibat gempa beberapa waktu lalu. Kemudian terjadi kebakaran saat kemarau hingga menyebabkan hutan gundul. Sekarang saat hujan semua material itu jatuh dan hanyut mengenai rumah dan ladang milik penduduk,” jelasnya.
Menurutnya jika saja tidak ada gempa dan kebakaran hutan, kecil kemungkinan ada longsoran material dari tebing saat hujan melanda. Dikatakannya, banyaknya material yang kini menimbun lahan pertanian dan rumah warga disebabkan kondisi jalur pembuangan air dari atas bukit tak berfungsi dengan baik lantaran tersumbat.
Ini juga diperparah dengan kondisi saluran air yang terus mendangkal sehingga menyebabkan air bah yang turun membawa material mengalir melebar ke samping. Arjana mengatakan pihaknya telah meminta bantuan ke BPBD dan Dinas PUTRPerkim Bangli agar segera menurunkan alat berat berupa loader dan ekskavator untuk membersihkan material yang menumpuk di jalan dan mengeruk saluran air.
Hanya saja, dari hasil koordinasi yang dilakukannya, dua alat berat yang dimohonkannya itu belum bisa diturunkan Pemkab Bangli ke lokasi. Alasannya, loader yang dimiliki Pemkab Bangli sedang rusak, sementara ekskavator yang ada, ukurannya terlalu besar.
Arjana berharap selain dilakukan pengerukan jalur air yang memiliki lebar 2 meter itu, Pemkab dapat membantu membuatkan senderan saluran air permanen. “Mudah-mudahan hari ini (Selasa-red) tidak ada hujan lagi. Kalau hujan dan ada longsoran serta air bah kemungkinan besar penyengker rumah warga yang di dekat jalur air ini akan jebol,” katanya.
Agar tak ada warga yang menjadi korban, pihaknya mengaku sudah menghimbau warga di sekitar lokasi unntuk pindah sementara ke rumah kerabat lainnya yang lebih aman. Warga juga telah dihimbau untuk tidak memperbaiki jalur air saat terjadi air bah.
Sementara itu, salah seorang warga setempat I Wayan Permana yang rumahnya terkena material, mengaku khawatir dengan adanya longsor dan air bah susulan. Meski demikian dirinya mengaku tetap memilih menempati rumahnya pasca kejadian itu. “Saat kejadian kebetulan rumah saya kosong,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dengan secepatnya menormalisasi saluran air yang ada dan mengeruk material yang menimbun jalan. Diakuinya bahwa kejadian ini bukan yang pertamakali. Namun kejadian sekarang menjadi yang terparah dari sebelumnya. (Dayu Swasrina/balipost)