AMLAPURA, BALIPOST.com – Jembatan yang menghubungkan warga menuju Pura Tunggul Besi, Dusun Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang putus saat erupsi Gunung Agung pada 2017. Sampai saat ini belum ada perbaikan dari pemerintah daerah.
Kondisi itu menyebabkan warga tidak bisa melintasi jalan tersebut. Kepala Dusun Temukus, I Wayan Sudiana mengatakan, jembatan putus karena diterjang lahar hujan usai erupsi Gunung Agung thun 2017.
Jembatan ini akses utama warga sekitar untuk tangkil atau sembahyang ke Pura Tunggul Besi. “Dulu lebar jembatan hanya 1 meter. Sekitar tahun 2015, jembatan diperlebar PUPR Karangasem jadi sekitar 4 – 5 meter. Sekarang tanahnya tergerus hingga panjang 10 meteran,” ungkap I Wayan Sudiana.
Sudiana mengatakan, akibat jembatan putus, aktivitas warga untuk sembahyang terhambat. Mereka harus berjalan kaki ke Pura Tunggul Besi lantaran kendaraan roda 2 tak bisa melintas. “Dulu, kendaraan roda 2 dan 4 bisa melintas. Sekarang sudah tidak,” jelasnya.
Dia menjelaskan, untuk sementara warga secara swadaya membangun jembatan bambu sekitar sungai. Dananya dari iuran masyarakat.
Langkah ini ditempuh agar akses warga bersembahyang ke Pura Tunggul Besi lebih mudah. “Panitia Pura Tunggul Besi sudah mengusulkan perbaikan ke Dinas PUPR Karangasem. Panitia Pura berharap agar jalan tersebut segera dibangun demi mempermudah akses pemedek gelar sembahyang di Tunggul Besi,” tandasnya.
Kepala Dinas PUPR Karangasem, Ketut Sedana Merta mengaku, perbaikan jembatan di Temukus rencana dilakukan 2019. Anggarannya dari Pajak Hotel dan Restaurant (PHR) Provinsi, Badung, dan Kota Denpasar. Jumlahnya Rp 1,4 milliar. (Eka Parananda/balipost)