DENPASAR, BALIPOST.com – Tercatat 17 pedansa Bali yang turun di nomor tunggal (solo) dan pasangan (couple) mengikuti seleknas SEA Games, di Sanur, Sabtu (19/1). Mereka bersaing dengan atlet provinsi lain, guna memperebutkan tiket masuk skuad timnas Merah Putih, yang hanya menjaring enam pasang.

Ketua Umum Pengprov Ikatan OLahraga Dancesport Indonesia (IODI) Bali Ni Made suoarmi, di sela-sela Seleknas, menegaskan, total peserta 108 atlet dari 14 provinsi. “Sebenarnya SEA Games hanya melombakan nomor pasangan, tetapi untuk solo, kami ingin menjaring atlet untuk persiaan event internasional,’” kata Suparmi yang juga Sekjen PP IODI ini.

Baca juga:  Penantian 33 Tahun, Kesebelasan NTT Lolos PON

Dijelaskannya, peluang atlet dansa Bali masuk timnas cukup berat, mengingat pesaingnya merupakan peraih emas PON Jabar 2016. Bahkan, mereka berpengalaman mengikuti berbagai single event.

Kendati demikian, Suparmi berharap pedansa Bali bisa lolos minimal dua pasang. Sedangkan untuk target SEA Games di Filipina, 2019 ini, setidaknya atlet Indonesia bisa mendulang sekeping emas.

Sementara Ketua Umum PP IODI Heru Sutantio menambahkan, Filipina dan Thailand adalah negara pesaing terberat dalam upaya merebut medali. “Kami harapkan Indonesia bisa menyabet bt medali di nomor ballroom standar dan breakdance,” ungkap Heru.

Baca juga:  Ombudsman Soroti Kekurangan Fasilitas UNBK SMA/SMK 2019

Disebutkan langkah awal ini, pihaknya merekrut 18 pasangan, kemudian diciutkan menjadi 12 pasangan. Hingga akhirnya tinggal 6 pasanan. “Proses pencoretan atlet melalui degradasi,” terang dia.

Seleknas dipantau 12 juri bahkan pihaknya juga mendatangkan Presiden Federasi Danda asal Singapura, Mr. Shawn Tay dan Villary Ivanev guna memberikan pelatihan kepada juri nasional. Tujuannya, supaya para juri Indonesia memahami gerakan dansa yang mendapatkan poin tinggi. “SEA Games melombakan total 14 nomor,” ungkapnya.

Baca juga:  Tabanan Hanya Kirim 100 Atlet ke Porprov

Cabor dansa pernah dilombakan pada hajatan multievent dua tahunan antarnegara se-Asia Tenggara pada 2005 dan 2009. Namun tidak rutin tergantung apakah tuan rumah SEA Games punya atlet atau tidak. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *