AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan puncak Karya Panca Bali Krama Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur di Desa Adat Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang Karangasem bakal berlangsung hari ini, Minggu (20/1). Dalam puncak karya ini, upacara bakal dipuput oleh 31 sulinggih.
Bendesa Adat Purwayu, I Nyoman Jati yang juga selaku Ketua Harian Panitia Karya Panca Bali Krama mengatakan, sebelum upacara puncak karya telah dilakukan berbagai upacara seperti upacara melasti ke Pantai Amed. Sedangkan pada Sabtu (11/1) telah dilaksanakan upacara mapepade wewalungan.
Setelah melangsungkan upacara mapepada di Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur, selanjutnya binatang sebagai sarana upacara diarak mengelilingi Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur. Kata dia, mapepada ini sebagai simbol menyucikan segala binatang yang akan dipergunakan sebagai bahan sesajen pada saat Pecaruan Puncak Karya yang diselenggarakan besok.
“Dan hari ini pukul 19.00 Wita akan dilaksanakan upacara memben di Pura Lempuyang Luhur, Pura Pasar Agung Pura Telaga Mas, Pura Penataran Agung Lempuyang, tempat tawur di karya pedanan dan Pura Pasimpenan Lempuyang. Upacara memben ini akan dipuput oleh tujuh sulinggih. Sementara upacara pada puncak karya bakal dipuput sebanyak 31 sulinggih,” ujarnya.
Jati menambahkan, pada saat puncak karya besok, para pemedek yang hendak tangkil ngaturang bhakti tidak diijinkan untuk membawa kendaraan naik ke atas. Pasalnya, para pemedek nantinya bakal naik mobil bus yang disiapkan oleh Dinas Perhubungan Karangasem.
Upaya itu dilakukan untuk mencegah kekroditan, mengingat lahan parkir di atas tidak begitu besar. “Nanti pemedek yang tangkil kendaraannya akan di parkir di bawah. Untuk naik, pemedek akan di antara ke atas memakai mobil yang sudah disiapkan. Sementara khusus untuk undangan seperti bupati dan wakil bupati se-Bali serta gubernur dan undangan lainnya baru diizinkan naik. Nanti mereka bakal naik di jalur utara,” kata Nyoman Jati.
Sementara itu, Wabup Karangasem I Wayan Artha Dipa mengatakam pemerintah Kabupaten Karangasem sangat mensupport, mengkoordinir dan mengkomunikasikan kegiatan ini supaya berjalan sebaik-baiknya karena melibatkan seluruh Pemerintah Kabupaten dan Provinsi Bali. “Harapan kita melaksanakan upacara yadnya ini yang utama supaya terjadi keharmonisan, jadi ini lah implementasi Tri Hita Karana sesungguhnya antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia,” jelas Arha Dipa. (Eka Parananda/balipost)