GIANYAR, BALIPOST.com – Warga digegerkan dengan jebolnya proyek senderan sepanjang 100 meter di areal Pura Samuan Tiga pada Senin (21/1) malam. Padahal proyek mengunakan dana hibah Pemprov Bali senilai itu Rp 350 Juta itu sudah dikerjakan hampir 80 %. Belum diketahui pasti apa penyebab senderan yang dikerjakan dengan sistem sewa kelola ini jebol.
Pengerjaan senderan itu ada di jaba pura, yang bagian atasnya difungsikan untuk parkir. Pantauan Bali Post Selasa, terlihat material bekas senderan masih berserakan di areal Jaba Pura Samuan Tiga.
Material senderan itu, berupa tiang penyangga beton dan senderan yang menggunakan batako. Hampir seluruh senderan yang memiliki panjang hingga 100 meter dengan tinggi 4 meter itu jebol ke jaba pura.
Perbekel Desa Bedulu I Ketut Rinata yang dikonfirmasi mengungkapkan insiden ini terjadi pada Senin malam sekitar pukul 22.00 wita. Pengerjaan ini dilakukan berdasarkan hasil paruman. Dikatakan proyek tersebut menggunakan dana hibah dari Pemprov Bali. “Setahu saya dana hibahnya itu ditransfer langsung ke rekening panitia di pura,” katanya.
Selanjutnya pengerjaan senderan ini di mulai sejak dua bulan lalu. Beberapa hari sebelum jebol, pengerjaan proyek senderan di lokasi tersebut masih berlangsung. Namun pihaknya tidak tahu siapa yang mengerjakan proyek tersebut, apalagi tidak ada papan proyek dari pengerjaan yang menggunakan anggaran Rp 350 Juta itu. “Setahu saya, oleh panitia di pura, anggaran itu digunakan secara sewa kelola, tapi lebih detail bisa konfirmasi ke panitia di pura,” tandasnya.
Ditemui terpisah Panitia Pura, I Wayan Patera menerangkan untuk pembangunan di Pura Samuan Tiga pihaknya memperoleh anggaran hibah bansos dari Pemprov Bali sebesar Rp 850 Juta. Dana itu pun dibagi dalam dua pengerjaan yakni Rp 500 juta untuk pembangunan balai panjang di areal Jaba Tengah Pura Samuan Tiga. “Selanjutnya Rp 350 Juta digunakan untuk membangun senderan di jaba pura,” jelasnya.
Selanjutnya pengerjaan proyek senderan senilai Rp 350 Juta itu, memang dikerjakan secara sewa kelola oleh tukang bangunan yang sudah dipercaya. Pengerjaan ini pun sudah dilakukan sejak Nopember lalu, dan ditarget rampung akhir Januari ini. “Dana itu kita kelola, kita carikan tukang, secara kualitas sebenarnya sudah memadai, karena saya sendiri yang mengawasi,” katanya.
Diungkapkan sebelum longsor pada Senin malam, sebagian senderan itu memang mulai terlihat miring ke arah Utara sejak beberapa hari lalu. Senderan yang miring itu lantas didorong dengan alat berat, kemudian ditopang dengan bambu. “Tapi miringnya waktu itu sedikit, lalu terus diguyur hujan sejak 4 hari lalu hingga akhirnya jebol seperti sekarang,” katanya.
Kondisi senderan jebol ini pun sudah disampaikan ke Pemprov Bali, selaku pemberi anggaran sebesar Rp 350 Juta. Selasa siang kemarin petugas Dinas PU Provinsi Bali pun sudah turun mengecek kejadian tersebut. “Kita koordinasikan ke petugas, bahwa ada bencana seperti ini agar ditinjau, sekarang kita masih tunggu surat balasan. Kita harapkan ini tidak jadi temuan, apalagi pemerintah yang memberi bantuan agar tidak kena masalah,” harapnya.
Patera menambahkan senderan sepanjang 100 meter itu dirancang dengan desain isi lubang. Selanjutnya di setiap lubang itu maunya diisi patung yang menggambarkan perjalanan terbentuknya Pura Samuan Tiga. “Sementara di bagian tengah ini rencananya kita buatkan tangga sebagai mobilitas ke areal parkir yang ada di atas, tentunya tangga ini dirancang khusus agar bisa menjadi tempat selfie,” katanya. (manik astajaya/balipost)