MANGUPURA, BALIPOST.com – Hujan yang mengguyur Bali dan sekitarnya dua hari terakhir membuat sepanjang pantai di Kabupaten Badung dipenuhi sampah kiriman. Tumpukan sampah yang didominasi plastik ini terlihat di sepanjang pantai, seperti Kuta, Kedonganan, Legian, Seminyak, Canggu dan lainnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, Putu Eka Marthawan, membenarkan tumpukan sampah di sepanjang pantai di Badung. Kondisi ini akibat cuaca buruk yang mmengakibatkan sampah kiriman menyerbu kawasan pantai.
“Iya.. sampah kiriman banyak hampir sepanjang 12 kilometer dari Selatan hingga Utara. Kami sudah menurunkan seribu tenaga kebersihan untuk mengatasi sampah kiriman, terus terang kami kelabakan menghadapi serbuan sampah,” keluh Eka Marthawan, Selasa (22/1).
Menurutnya, serbuan sampah kiriman di awal 2019 ini menjadi sejarah terburuk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Gundukan sampah yang rata-rata 50 ton perhari, kini mencapai 250 ton perhari atau setara 12 truk. Parahnya lagi sampah yang menggunung tidak sertamerta dapat dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung.
“Banyangkan truk kami sampai 7 jam antre di TPA Suwung untuk buang sampah, jadi terpaksa kami tampung dulu di penamungan sementara yang telah kami siapkan di sepanjang pantai,” ungkapnya.
Birokrat asal Sempidi, Mengwi itu meminta maaf kepada masyarakat dan wisatawan bila serbuan sampah mengganggu aktivitas mereka di pantai. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, kami akan terus berusaha membersihkan sampah yang terbawa arus semampu kami,” tegasnya.
Dia mengakui, sampah kiriman akan terjadi hingga Maret mendatang. Karena itu, pihaknya akan mensiagakan tim di sepanjang pantai di Badung. “Sebentar lagi Imlek tentunya sampah akan semakin banyak, kalau bulan lalu 90 persen sampah organik dan 10 persen plastik, sekarang terbalik 80 persen sampah plastik 20 persennya organik,” paparnya.
Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra, meminta masyarakat dan wisatawan agar mematuhi petunjuk dari life guard atau Balawista. “Mungkin saja ada larangan berenang, karena cuaca buruk. Ini untuk menghindari hal-hal tak diinginkan,” ucapnya.
Birokrat asal Kuta itu menegaskan, pihaknya sementara tidak melakukan penutupan destinasi wisata, khususnya pantai. Pantai tetap dibuka, hanya saja diimbau agar tidak melakukan aktivitas di air. Selain itu, serbuan sampah juga menurutnya patut diwaspadai.
“Ya.. agar berhati-hati, karena kan tidak menutup kemungkinan ada benda-benda yang bisa saja menusuk kaki dan sebagainya,” katanya. (parwata/balipost)