Iring- iringan meped menuju Pura Penataran Agung Sukawati untuk menyelenggarakan Melaspas Bagia Pulakerti serangkaian Karya di Pura Erjeruk, Rabu (23/1). (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Ribuan krama antusias mengikuti prosesi Melaspas Bagia dan Mendak Bagia Pula Kerti, pada Buda Pon Pujut (23/1). Rangkaian ritual ini dilaksanakan di Pura Penataran Agung Sukawati lantas kembali ke Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk Segara Kertih Desa Sukawati.

I Nyoman Oka selaku Manggala 1, menerangkan bahwa ritual Rabu siang diawali Melaspas Bagia Pulakerti di Pura Penataran Agung Sukawati. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Nyoman Putra Yoga, Pedanda Gede Geniten Kutri Singapadu dan Ida Pedanda Putra Wanasari, Griya Wanasari Kemenuh. “Usai Melaspas di Pura Penataran Agung Sukawati, Bagia Pulakerti dipendak atau diusung ke Pura Er Jeruk, Selasa sore sekitar pukul 16.00 wita, ” jelasnya.

Baca juga:  Soal Nomor Urut di Pilkada Klungkung, Ini Pendapat Paslon

Total ada 12 Bagia Pulakerti yang diusung oleh krama, terdiri dari Tujuh Bagia Pulakerti ukuran besar dan lima ukuran kecil. Setiba di Pura Er Jeruk seluruh bagian pulakerti ini diupacarai kembali. Diterangkan Bagia Pulakerti ini merupakan simbol alam semesta dengan unsur laut, pasir, pantai, udara. ” Intinya sebagai simbol alam semesta. Selanjutnya pada waktu upacara Melasti, tawur dan puncak, bagia bagia itu ditaruh disana,” terangnya.

Baca juga:  KPU Gianyar Kosongkan 7.510 Kotak Suara

Ditambahkan upacara Rabu kemarin diikuti penyungsung seluruh krama Desa Sukawati yang terdiri dari 14 desa adat. Sementara Subak Gede Sukawati yang selaku pengempon Pura Er Jeruk ini terdiri dari 250 KK. ” Kalau pengempon dari subak hanya 250 KK, makanya untuk karya ini minta bantuan ke Desa Sukawati,” terangnya.

Diungkapkan bahwa terakhir kali Karya Pedudusan Agung, Segara Kertih Tawur Balik Sumpah Agung Lan Milik Pedagingan di Pura Kahyangan Jagat ER Jeruk digelar sekitar 30 tahun lalu, tepatnya Oktober 1989. Sementara karya kali ini diharapkan bisa menjadi peneduh jagat, menenangkan alam dari berbagai bencana yang ada. “Kita mendoakan kerahayuan jagat, ” tandasnya. (manik astajaya/balipost)

Baca juga:  Dari Mendiang Istri Menkumham Dimakamkan hingga Petugas Kebersihan Desa Medahan Disebut Mogok

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *