SINGARAJA, BALIPOST.com – Kasus penemuan bayi perempuan dibungkus tas kresek di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak sudah berhasil diungkap polisi. Pelakunya merupakan pelajar berusia 16 tahun.
Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng merasa prihatin atas kasus itu. Ketua P2TP2A Buleleng, Made Riko Wibawa, Rabu (23/1) mengatakan akan memberikan pendampingan psikis terhadap oknum pelajar tersebut. Selain itu, keluarganya juga akan diberikan pemahaman agar turut memberikan dukungan moral kepada oknum pelajar tersebut.
Temuan bayi di Buleleng bukan hanya sekali ini terjadi. Belum lama juga ditemukan bayi dalam kardus yang ditaruh di depan Tempat Penitipan Anak (TPA). Atas fakta ini, Riko mengimbau orangtua harus lebih waspada dengan kondisi anak. Terutama pada remaja putri. Sebab ada banyak dampak ikutan dari perilaku seksual yang terjadi.
Ia berharap orangtua lebih perduli dengan kondisi anaknya, utamanya dalam penggunaan media sosial. “Fenomena seperti ini sangat memprihatinkan. Selama ini yang kami temukan, masalah itu muncul berawal dari media sosial. Jadi ada perkenalan di media sosial, akhirnya tidak kembali ke rumah atau terjadi kasus seksual. Kami harap semua pihak bisa mengingatkan agar anak-anak lebih cerdas menggunakan media sosial,” katanya.
Selain itu, Wibawa juga menilai ada pergeseran nilai di masyarakat. Contohnya ketika ada anak di bawah umur, jalan bersama pasangannya, diabaikan oleh masyarakat. Bukannya diingatkan, melainkan hanya ditonton saja. “Kami akan beri pemahaman, bahwa penting semua pihak bisa sama-sama mengawasi anak. Sehingga perlindungan pada anak berjalan optimal,” katanya. (Mudiarta/balipost)