BANYUWANGI, BALIPOST.com – Aktivitas nelayan di perairan Muncar, Banyuwangi, terganggu. Pemicunya, cuaca buruk menghantui Selat Bali dan sekitarnya. Mereka terpaksa libur massal.
Selain angin, hujan membuat nelayan enggan melaut. Apalagi, hasil tangkapan juga sepi. Libur massal ini sudah terjadi seminggu terakhir. Hujan disertai angin menjadi kendala nelayan berburu ikan. “Kalau ketinggian gelombang masih normal, sekitar 1 meter. Tapi, angin disertai hujan yang membuat nelayan memilih libur,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi, H. Hasan Basri, Rabu (23/1).
Pria asal Muncar ini menjelaskan angin membuat gelombang pecah. Sehingga, cukup membahayakan pelayaran perahu. Ditambah lagi, hujan lebat hampir setiap hari mengguyur.
Kondisi ini membuat hasil tangkapan ikan ikut sepi. “Kebetulan, sekarang juga purnama. Jadi, libur total nelayan,” kata Hasan Basri.
Selain Muncar, sejumlah nelayan di pesisir selatan Banyuwangi juga ikut libur. Mulai perairan Pancer, Grajagan, Blimbingsari dan beberapa pesisir di barat Selat Bali. Selama ini, lanjut Hasan Basri, nelayan Banyuwangi lebih banyak mengandalkan tangkapan ikan di sekitar Selat Bali.
Menggunakan perahu bertenaga mesin di bawah 5 GT. Radius pelayaran maksimal sekitar 2 mil. Karena itu, ketika angin kencang, nelayan memilih libur. Menghindari kemungkinan musibah di laut.
Pihaknya berharap, cuaca segera membaik. Sehingga, nelayan bisa segera turun kembali ke laut. Apalagi, idealnya, memasuki Februari-Maret, musimnya tangkapan ikan. “Ini memasuki musim tongkol dan layang. Kalau cuaca tak membaik, nelayan tak punya penghasilan,” jelasnya.
Selama libur massal, nelayan memilih memperbaiki perahu dan alat tangkap. Nelayan juga selalu berkoordinasi dengan jajaran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui perkembangan cuaca.
Saat ini, lanjut Hasan Basri, total nelayan Banyuwangi mencapai 26.000 orang. Dari jumlah ini, sebagian besar berada di Muncar. Total, sekitar 13.472 orang. Seluruhnya, mengandalkan alat tangkap tradisional. (Budi Wiriyanto/balipost)