Senderan pengaman pantai di depan Pura Segara Desa Adat Pakraman Banyuasri, Kecamatan Buleleng rusak parah. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Senderan pengaman pantai di kawasan Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng rusak parah diterjang gelombang pasang Selasa malam lalu (22/1). Akibatnya, warga mengalami kesulitan untuk melangsungkan upacara melasti.

Pantauan Kamis (24/1), senderan pengaman pantai ini berada pada jaba sisi Pura Segara Desa Adat Pakraman Banyuasri. Senderan dahulu dibangun Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. Kerusakan paling parah sekitar 22 meter, dari total panjang sekitar 50 meter. Kerusakan paling parah itu merupakan lokasi warga biasanya menggelar melasti.

Baca juga:  Hari Kedua Melasti, Puluhan Pangiring Dirawat Tim Kesehatan

Kerusakan diawali tahun 2018 di mana senderan ini retak-retak karena dihempaskan gelombang pasang. Puncaknya, Selasa (22/1) malam lalu sekitar pukul 23.00 wita gelombang laut dengan ketinggian lebih dari empat meter melanda pesisir Banyuasri dan sekitarnya. Senderan yang sudah rapuh itu akhirnya porak poranda.

Situasi ini mengkhawatirkan akan mengancam areal pura. Selain itu, di lokasi juga dipenuhi potongan kayu dan batang bambu yang dihayutkan saat gelombang pasang menerjang.

Baca juga:  SE No. 4 Tahun 2022, Gubernur Koster Atur Pelaksanaan Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali untuk Atma Kerthi

Prajuru Adat Pakraman Banyuasri Nyoman Sadwika mengatakan, senderan di depan pura merupakan lokasi warga melaksanakan upacara melasti. Sekitar 20 Maret 2019 bertepatan dengan Purnama Sasih Kedasa, Desa Adat Pakraman Banyuasri akan melangsungkan ritual melasti. Prajuru meminta pemerintah daerah agar dapat membantu mengatasi kerusakan pantai tersebut.

“Kami tidak punya dana untuk memperbaiki, sehingga kami memohon kepada pemerintah bisa mencarikan jalan keluar, sehingga melasti Maret 2019 nanti bisa melaksanakan ritual dengan nyaman,” katanya.

Baca juga:  Dukung Gaya Hidup Sehat, Erafone Samsung Fun Run Diikuti 1.000 Peserta

Sementara terkait kerusakan, staf dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida mendatangi lokasi, guna memastikan kerusakan tersebut. Hasil peninjauan itu disampaikan kepada pimpinan dan pengambil kebijakan di BWS Bali-Penida. (mudiarta/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *