GIANYAR, BALIPOST.com – Serangkaian karya di Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk, ribuan krama antusias mengikuti prosesi melasti ke Pantai Purnama Kecamatan Sukawati, pada Saniscara Umanis Pujut (26/1). Ritual kali ini dipuput oleh lima Sulinggih.

Pantauan Bali Post, ribuan krama sudah berkumpul di Pura Er Jeruk sejak pagi. Memasuki sekitar pukul 09.00 Wita, krama Desa Sukawati dan Subak Gede Sukawati ini lantas berjalan ke selatan menuju Pantai Purnama. “Serangkaian karya di Pura Er Jeruk, Saniscara Umanis Pujut ini krama melaksanakan Melasti ke Pantai Purnama,” ucap Manggala 3, I Made Sarwa.

Baca juga:  Gubernur Koster Tinjau Pembangunan Pelabuhan Sampalan

Dikatakan krama berjalan kaki ke Pantai Purnama yang lokasinya hanya 100 meter ke arah selatan dari Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk. Seluruh rangkaian upacara kali ini dipusatkan di Pantai Purnama dengan dipuput lima sulinggih. “Ada lima Pedanda yang muput, ” imbuhnya.

Adapun sulinggih yang muput karya kali ini, Ida Pedanda Jelantik Lila Arsa dari Griya Taman Buda Sukawati, Ida Pedanda Giri Putra Griya Gede Kemenuh, Ida Pedanda Pacung Jeniten Griya Pacung Batuan, Ida Pedanda Putra Padang Lokananta Gotama Griya Kutri Kelian Singapadu, Ida Pedanda Gede Putu Mas Griya Pakuwudan Banjar Bedil Desa Sukawati.

Baca juga:  Dikupas, Jejak Sejarah Wabah di Bali Lewat "Pablibagan" Virtual

Usai acara melasti di Pantai Purnama, krama akan kembali ke Pura Er Jeruk, melaksanakan persembahyangan dengan dipuput Ida Pedanda Gde Putra Jenaka Griya Tenteng Sukawati. Ditambahkan upacara Sabtu pagi itu diikuti penyungsung seluruh krama Desa Sukawati yang terdiri dari 14 desa adat.

Sementara Subak Gede Sukawati yang selaku pengempon Pura Er Jeruk ini terdiri dari 250 KK. “Kalau pengempon dari subak hanya 250 KK, makanya untuk karya ini minta bantuan ke Desa Sukawati,” jelas I Nyoman Oka selaku Manggala 1.

Baca juga:  ‘’Paneduh Jagat’’ dan Sikap Masyarakat

Diungkapkan bahwa terakhir kali Karya Pedudusan Agung, Segara Kertih Tawur Balik Sumpah Agung Lan Milik Pedagingan di Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk digelar sekitar 30 tahun lalu, tepatnya Oktober 1989. Sementara karya kali ini diharapkan bisa menjadi peneduh jagat, menenangkan alam dari berbagai bencana yang ada. “Kita mendoakan kerahayuan jagat,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *