Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, Wayan Durma. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Banyak kolam ikan air tawar yang dikelola pemerintah daerah maupun milik perseorangan, kini mengering. Warga yang melakukan budidaya, sulit berkembang dan akhirnya mati suri. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, menyatakan situasi ini terjadi akibat harga pakan ikan air tawar yang semakin tinggi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Wayan Durma, belum lama ini, mengatakan pemkab ingin segera keluar dari permasalahan ini. Para petaninya harus diberdayakan. Beberapa langkah telah dilakukan agar budidaya ikan air tawar ini kembali bergairah. Durma mengatakan sempat mengumpulkan calon pembeli dari Batur, kemudian menghadirkan pihak pabrik pakan. Dari hasil pertemuan tersebut,kemudian sudah dibentuk asosiasi pada Nopember lalu. “Pelaku budidaya cukup bersemangat. Ingin meniru yang ada di Bangli. Nanti asosiasi ini, kita berdayakan. Zonanya sesuai kecamatan,” kata Durma.

Baca juga:  Berhasil Tekan Disparitas Harga, Kemenhub Perbanyak Armada Tol Laut

Dengan adanya asosiasi ini, nantinya proses penjualan dilakukan satu pintu. Sebab, sebagaimana pengalaman sebelumnya, kalau langsung menjual ke pengepul, harganya malah dipermainkan dan petani mengaku selalu merugi, sistem yang tidak terlalu kontrol, justru pengepul yang diuntungkan. “Kalau masalah pakan, masih dipikirkan. Dulu sempat ada pelatihan buat pakan, tetapi belum optimal. Saat ini, jumlah peternak aktifnya masih sedang di data,” imbuhnya, didampingi Kabid Perikanan I Made Gunadnya dan Kabid Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan I Nyoman Tirtayasa.

Baca juga:  Harga Jeruk Kintamani Anjlok

Selain menyiapkan langkah itu, Durma mengatakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, juga menyiapkan sejumlah inovasi, sejalan dengan instruksi Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Dimulai dari pemanfaatan kolam ikan, baik kolam yang di dinas maupun yang telah matisuri milik warga di beberapa tempat. Durma ingin melakukan intensifikasi Integrasi kolam ikan. Intensif, dimaksudkan harus sesuatu yang intens. Sementara integrasi, ada hubungan yang satu dengan lainnya, seperti menyasar kolam ikan. “Kalau disingkat, inovasi ini kami beri nama Inti Kolam Ikan,” katanya.

Kolam ikan nantinya akan menjadi tempat rekreasi, termasuk tempat edukasi untuk masyarakat, khususnya anak-anak. Selain itu, juga disiapkan induk ikan bersertifikat. Jadi, kolam ikan ini menyangkut keseluruhan, terintegrasi dengan tempat rekreasi, juga tempat ikan. Konsep ini nantinya juga dirancang kerjasama dengan koperasi. Konsep ini, output dan outcomenya, ada banyak parameternya. Membentuk inovasi ini terintegrasi, outcomenya nanti misalnya kerjasama dengan asosiasi, keberadaan Inti Kolam Ikan ini nanti tentu akan membantu keberadaan asosiasi.

Baca juga:  HUT APDB ke-2, Kupon Berhadiah Mobil Diundi Awal November

“Nanti disana ada kolam pancing juga, hingga rumah makan ikan air tawar. Tujuan lebih besarnya, sejalan dengan instruksi Bupati Suwirta, jangan sampai perputaran ekonomi, sedikit pun keluar Klungkung. Sehingga perekonomian tetap berputar di Klungkung, walaupun nilainya kecil. (bagiarta/balipost)

 

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *