SINGARAJA, BALIPOST.com – Menjelang gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) 2019, Pemkab Buleleng mulai melakukan persiapan. Dari persiapan itu, rupanya duta kesenian asal Bali Utara terpaksa absen dalam sejumlah acara di PKB tahun ini.
Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng telah menetapkan hanya mengikuti 16 pementasan dari total 24 pementasan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali. Jumlah pementasan yang diikuti duta kesenian Buleleng, bahkan terbilang paling sedikit dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Kepala Bidang (Kabid) Kesenian Disbud Buleleng, Wayan Sujana, Minggu (27/1) membenarkan sejumlah pementasan tidak diikuti dalam PKB tahun ini. Beberapa pementasan yang memang tak diikuti diantaranya lomba Bapang Barong, Arja Klasik, Drama Gong Klasik, Tembang Girang, Prembon, Kesenian Kolosal, dan Janger Melampahan.
Alasan tidak mengikuti pementasan itu karena belum memiliki seniman untuk tampil. Ia mencontohkan, kesenian Arja pada PKB tahun sebelumnya Buleleng hanya mengikuti Arja Remaja dan itu dengan susah payah. Sekarang harus arja klasik dengan 11 orang pemain, pihaknya kesulitan mencari seniman arja sebanyak itu.
Begitu pula dengan pementasan drama klasik. Meski memiliki sejumlah sanggar drama gong, ternyata tak ada yang siap mementaskan drama klasik. “Jadi kami putuskan tidak ikut tahun ini. Sanggar tidak siap,” katanya.
Jika ada kesenian yang tidak bisa diikuti, di sisi lain minat sekaa dan sanggar untuk terlibat dalam pementasan gong kebyar sangat tinggi. Meski dana yang diberikan terbatas, sejumlah sanggar bersedia mengikuti seleksi agar bisa tampil di Panggung Terbuka Ardha Candra.
Pagelaran gong kebyar anak-anak diperebutkan oleh tiga sanggar. Masing-masing Sanggar Anglocita Penarungan, Sanggar Udiyana Sari Padangbulia, dan Sanggar Werdhi Guna Nagasepaha. Pementasan gong kebyar remaja akan diikuti Sanggar Tari dan Tabuh Bayu Teja Budaya Lokapaksa, sedangkan pementasan gong kebyar wanita diikuti Sanggar Seni Wahana Santhi Umajero. (Mudiarta/balipost)