SINGARAJA, BALIPOST.com – Peristiwa tanah longsor menimpa satu keluarga di Dusun Sangker Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan menimbulkan duka mendalam. Tidak saja dari keluarga dan kerabat, namun keprihatinan mendalam dirasakan oleh guru kelas salah satu korban Luh Putu Rikiasih (9).
Guru kelasnya Heni di lokasi kejadian Selasa (29/1) menuturkan, peristiwa yang merengut empat nyawa, termasuk siswanya itu baru diketahui saat akan mengajar di SDN 2 Satra, Bangli. Kontan saja informasi itu membuat dirinya terkejut.
Ia dan guru lainnya lagsung menengok ke rumah duka. Setelah melihat kondisi jenasah siswinya itu, Heni tidak kuasa menahan sedih.
Ia mengatakan, sebelum kejadian Senin (28/1), siswinya itu sempat minta izin tidak sekolah. Alasannya hujan.
Tidak disangka, ternyata izin siswanya itu menjadi kenyataan. “Tidak menyangka kalau anak kami ini sempat minta izin tidak sekolah kalau hujan, dan ternyata siswa kami meningalkan kami selamanya,” katanya.
Di sisi lain, Heni mengatakan, dalam kesehariannya Rikiasih tergolong periang. Sebelum kejadian, anak itu tidak menunjukan gelagat aneh. “Biasa saja anaknya periang dan tidak menunjuukan gelagat aneh, dan sekarang sudah meninggalkan kami semua,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)