DENPASAR, BALIPOST.com – Bali tercatat memiliki 9 titik sirine tsunami yang sudah terpasang di Sanur, Kedonganan, Tanjung Benoa, Seminyak, BTDC Nusa Dua, Kuta, Pulau Serangan, Seririt, dan Tanah Lot. Saat ini tengah diajukan penambahan 10 titik sirine atau Indonesia Tsunami Early Warning System di beberapa daerah pesisir Pulau Dewata.
Plt. Sekretaris BPBD Provinsi Bali, Made Rentin dikonfirmasi, Selasa (29/1) mengatakan, rencana lokasi penempatan sirine di bagian barat yakni Pantai Candi Kusuma, Pantai Yeh Embang, Pantai Surabrata, Pantai Yeh Gangga, dan Pantai Peti Tenget. Sementara di bagian timur yakni Pantai Lebih, Pantai Kusamba, Pelabuhan Padang Bai, Pantai Candi Dasa, dan Pantai Jasi.
“Kalaksa BPBD Provinsi Bali (Dewa Putu Mantera, red) mengajukan permohonan tambahan 10 sirine tsunami ke pemerintah pusat melalui BNPB,” ujarnya.
Menurut Rentin, rencana itupun sudah diketahui oleh gubernur pada saat menerima audiensi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar M. Taufik Gunawan di Jaya Sabha, 26 Januari 2019. Dalam audiensi itu, Kepala BMKG melaporkan tentang perubahan iklim di Bali dan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.
Plt Kalaksa BPBD Provinsi Bali yang juga hadir di sana berkesempatan melaporkan tentang keberadaan sirine tsunami yang baru tersedia di 9 titik dan berencana mengajukan tambahan. “Bapak Gubernur merespons, silakan pengajuan itu dilanjutkan, tetapi jika tidak ada kepastian dari pemerintah pusat, ke depan perlu dikaji untuk dianggarkan dari APBD,” imbuhnya.
Rentin menambahkan, Plt. Kalaksa BPBD Provinsi Bali lantas melakukan konsultasi ke BNPB. Konsultasi dilakukan langsung dengan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
“Ada beberapa hal yang ditegaskan. Secara penganggaran di tahun 2019 memang belum ada di BNPB, tetapi surat permohonan tersebut akan tetap diajukan kepada Kepala BNPB,” jelasnya.
Terlebih, lanjut Rentin, BPBD Provinsi Bali juga diharapkan membangun lebih banyak sirine Ina-TEWS untuk penguatan kesiapsiagaan. BPBD bisa melakukan sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat yang dapat berupa pembangunan sirine di hotel atau tempat ibadah.
“Pembangunan dibuat dengan mengedepankan biaya murah namun handal dalam kebencanaan, anggarannya dapat bersumber dari dana desa atau CSR dari dunia usaha,” imbuhnya.
Rentin melanjutkan, Sutopo Purwo Nugroho pun menyarankan agar di Bali dibangun museum kebencanaan sebagai wadah edutainment (pendidikan sekaligus rekreasi) bagi masyarakat. Baik anak-anak maupun dewasa serta dapat menjadi destinasi wisata baru di Bali. (Rindra Devita/balipost)