SINGARAJA, BALIPOST.com – Sejumlah warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt menemui Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS), Selasa (29/1). Warga mengadu karena jalan di desa mereka bertahun-tahun rusak dan belum diperbaiki.
Untuk itu, warga mendesak pemerintah daerah melakukan perbaikan jalan yang rusak dengan panjang lebih dari satu kilometer tersebut. Tidak saja kepada Bupati, hal yang sama juga diadukan oleh warga kepada anggota DPRD Buleleng.
Tokoh masyarakat Made Suarsana mengatakan, jalan kabupaten di wilayahnya itu menghubungkan antara pusat pemerintahan desa menuju pantai. Selain menunjang pengembangan wisata pantai, jalan tersebut juga difungsikan ketika warga Desa Lokapaksa dan desa-desa tetangga melaksanakan upacara keagamaan.
Di tengah fungsi yang sangat vital itu, kondisi jalan justru mengalami kerusakan parah. Aibatnya, warga kesulitan melintas dan wisatawan sering mengeluh karena kurang nyaman saat melintas menuju pantai atau akan menyewa villa yang dekat pantai. “Ada sekitar 1,2 kilometer dan tingkat kerusakannya menurut kami sudahbl benyah latig (rusak parah, red). Warga dan utamanya tamu-tamu kesulitan melintas karena jalannya hancur,” katanya.
Ditanya tanggapan Bupati terkait keinginan warga, Suarsana menyebut kalau tahun ini program perbaikan jalan sudah ditetapkan dalam program di Dinas Pekejeraan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Buleleng. Paket perbaikan jalan itu tidak termasuk kerusakan jalan di desanya.
Meski demikian, pemerintah menjanjikan akan mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki kerusakan jalan tersebut dalam APBD Induk 2020 mendatang. “Dijanjikan tahun depan baru diperbaiki, tadi kami juga sudah sampaikan agar perbaikannya dimulai dalam APBD Perubahan tahun ini,” jelasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Buleleng Kadek Sumardika mengatakan, kerusakan jalan tergolong parah. Namun demikian, dirinya meminta warga untuk sabar menunggu perbaikan yang diprogramkan oleh pemerintah.
Ini karena, APBD 2019 sudah disahkan, sehingga tidak memungkinkan untuk mengalokasikan anggaran. Namun demikian, dirinya berharap pemerintah bisa mencarikan jalan keluar terbaik, sehingga perbaikan bisa dilakukan lebih awal tanpa menunggu kerusakan yang lebih parah. “Anggaran yang dibutuhkan dalam perbaikan jalan itu menurut perhitungan kasar sampai Rp 1,5 miliar. Tapi APBD sudah diketok palu dan kami mendoorng agar dicarikan jalan keluar, sehingga kerusaan tidak bertambah parah,” katanya. (Mudiarta/balipost)