Istri Almarhum Ni Made Ariani menunjukan foto almarhum pemain drama I Nyoman Pidada alias Dadap didampingi I Ketut Sudiarta. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pelawak Bali asal Desa Sukawati I Nyoman Pidada alias Dadap menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (30/1). Pemain drama ini mengakhiri hidupnya di usia ke 77 tahun, setelah berjuang melawan sakit struk di Rumah Sakit Swasta, Desa Celuk Kecamatan Sukawati.

Ketut Sudiarta menerangkan bahwa beberapa hari lalu mertuanya ini tidak ada menunjukan gejala sakit. Bahkan bisa beraktifitas seperti biasa yakni di pertunjukan barong dance Denpasar. “Bapak biasa mengecek ke pementasan barong yang ada di Kesiman, Denpasar,” ucapnya ditemui di rumah duka Desa Sukawati Rabu sore.

Disebut I Nyoman Pidada secara mendadak terserang struk sekitar 4 hari lalu. Keluarga pun langsung mengantarkan bapak empat anak itu ke rumah sakit swasta di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati. “Menurut dokter waktu itu bapak terkena struk ringan, jadi harus menjalani perawatan dulu, ” terangnya.

Baca juga:  Soal RUU Provinsi Bali Tak Masuk Daftar 50 RUU Prolegnas Prioritas, Begini Tanggapan Gubernur Koster

Beberapa hari menjalani perawatan, tiba-tiba pelawak yang terkenal dengan nama Dadap ini kondisinya terus melemah. Hingga semakin kritis pada Selasa (29/1) malam. “Setelah melewati massa kritis akhirnya bapak meninggal pada Rabu dini hari, sekitar pukul 03.00 wita, ” katanya.

Pihak keluarga pun cukup terpukul dengan kepergian seniman asal Desa Sukawati yang lahir pada 1942 itu. I Nyoman Pidada diketahui  meninggalkan seorang istri Ni Made Ariani, dengan empat orang anak yakni Ni Wayan Simetri, Ni Made Widiasih, Ni Nyoman Sari Rahayu (40) dan Ni Ketut Anis Widiani. “Sekarang jenazah bapak dibawa ke RSUD Gianyar,” ucap Ketut Sudiarta suami dari Ni Nyoman Sari Rahayu ini.

Baca juga:  Bupati Artha Berikan Bantuan Warga Terkena Musibah Kebakaran di Lelateng

Almarhum diketahui sudah sejak setahun lalu mundur dari dunia seni pertunjukan drama gong. Sejak era 1980 an ia terkenal membawakan lawak Bali dengan peran sebagai Dadap, dan selalu mengundang banyak gelak tawa para penontonnya.

“Sudah setahun bapak berhenti, tapi tawaran untuk tampil masih tetap ada, bahkan saat dirawat beberapa hari lalu juga ada yang menelpon menawarkan agar bapak tampil, tetapi tidak bisa dipenuhi, ” imbuh Ni Nyoman Sari Rahayu.

Ia juga mengungkapkan bahwa almarhum yang merupakan anak ke tiga dari lima saudara ini, sudah tampil dalam drama gong sejak masih remaja. Sejak kala itu pula I Nyoman Pidada sudah membawakan karakter Dadap. ” Kalau sekarang anaknya semua perempuan, memang tidak ada yang terjun di dunia drama gong, kalau untuk menari semua anak bapak bisa,” ucapnya.

Baca juga:  Sanksi Hukum Tak Jelas, Pengoplosan Elpiji Bersubsidi Sulit Berhenti

Nyoman Sari Rahayu mengungkapkan tidak ada firasat bahwa orang tuanya akan meninggal setelah beberapa hari terserang struk. Apalagi almarhum juga tidak ada menyampaikan pesan khusus sebelum tutup usia. ” Tidak ada firasat, karena sebelumnya bapak sehat, bahkan aktif beraktifitas sehari hari, ” ungkapnya.

Sementara terkait upacara, Putri ketiga lamarhum ini mengaku masih akan rapat dengan keluarga besar. Sementara jenazah Dadap masih di RSUD Sanjiwani Gianyar. ” Untuk upacara kita tunggu saudara yang lain, karena ada yang bekerja di luar daerah,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *