DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia mempersiapkan diri menyongsong Generasi Indonesia Emas 2045 dan berhubungan erat dengan generasi muda. Untuk itu BNNP Bali gencar melakukan sosialisasi dan deseminasi informasi pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN), mangantipasi peredaran narkoba di kalangan mahasiswa.
“Tahun 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang akan dimulai dari tahun 2020-2045. Bonus Demografi ini menyebabkan penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk yang memiliki usia tergolong produktif,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, SH, saat menjadi narasumber talk show deseminasi P4GN, Kamis (31/1), di Aula Perdiknas, Panjer, Denpasar.
Di hadapan puluhan mahasiswa, Brigjen Suastawa menegaskan tantangan mahasiswa dalam program P4GN adalah dapat menjadi insan yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menjadi agent action BNN. “Minimal dapat menjadi agen pencegahan narkoba di lingkungan keluarga,” ungkapnya.
Generasi muda, lanjut jenderal bintang satu di pundak ini, adalah generasi ideal yang mampu menjadi lokomotif pembangunan bangsa. Adanya globalisasi membuat generasi muda Indonesia mendapatkan tantangan yang sangat luar biasa.
Sebab, globalisasi tidak hanya berdampak positif saja, tetapi berdampak negatif pula. “Satu sisi generasi muda Indonesia dapat lebih terbuka terhadap perkembangan dunia luar karena adanya akses internet. Namun di sisi lain, hal ini akan membuat generasi muda Indonesia mendapatkan pengaruh-pengaruh dari budaya luar yang belum tentu sesuai dengan budaya bangsa Indonesia,” ujar mantan Direktur Binmas Polda Bali ini.
Dampak negatif globalisasi salah satunya yakni terkikisnya esensi adat budaya bangsa, sehingga muncul kecenderungan para generasi muda dapat melakukan pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba. “Peran generasi milenials atau para mahasiswa sebagai pihak yang mendorong terjadinya transformasi dunia ke depan, ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan tentu saja menjauhi hal hal yang dapat merusak sendi sendi kehidupan salah satunya yaitu menjauhi narkoba,” tandasnya.
Aplikasi nyata peran mahasiswa, kata dia, dapat membentuk organisasi kemahasiswaan yang peduli tentang bahaya narkoba secara aktif, inovatif dalam berkarya, berjiwa mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat luas serta berani menolak ajakan teman yang bersifat negatif.
Kegiatan ini disambut baik oleh Ketua Perdiknas, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda SH. Bahkan ia berharap kegiatan Perdiknas dapat disinkronkan dalam kurikulum khususnya program P4GN. Sebab hal ini adalah tanggung jawab kita bersama sehingga dapat meubah paradigma oleh mahasiswa, khususnya menjauhi dan membentengi diri pengaruh narkoba.
Apalagi, seorang mahasiswa memiliki andil dalam mengawal perubahan sosial yang terjadi. “Sebagai mahasiswa apakah mampu menjadi pembaharu peradaban atau hanya sekedar menjadi penonton dari dinamika peradaban tersebut? Saat ini para mahasiswa dikategorikan sebagai generasi milenial,” ujarnya. (Kerta Negara/balipost)