MANGUPURA, BALIPOST.com – Tahun baru imlek 2570 pada 2019 yang jatuh pada Selasa (5/2) mendatang merupakan tahun shio Babi tanah. Menurut kepercayaan warga Tionghoa, seperti yang diketahui, Babi memiliki sifat malas, banyak makan dan banyak tidur.

Penanggung jawab Vihara Dharmayana, Adi Dharmaja Kusuma menyebutkan, kalau dimaknai, seperti apa yag disiratkan oleh para pendahulu, dari 12 Shio, babi dijadikan shio karena mewakili sifat-sifat manusua. Oleh karena itu, kita harus bisa menghilangkan sifat-sifat kurang baik itu.

Di tahun baru ini pihaknya berharap semua orang agar lebih bersemangat dalam menjalani keseharian. Dalam arti, berusaha dan lebih bersemangat baik dalam ekonomi, kesehatan, keamanan.

Baca juga:  Ritual Tolak Bala Keliling Kuta Kembali Digelar

Karena bagaimanapun juga dalam tahun baru ini apalagi di tahun 2019 merupakan tahun politik, tentu harus bisa menyikapi dengan baik. “Kita jangan meniru sifat babi. Harus tetap semangat dan lebih kreatif dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan keahlian masing-masing,” katanya saat ditemui di Vihara, Sabtu (2/2).

Menurutnya, menjelang tahun baru Imlek 2570, keluarga besar warga Tionghoa di Banjar Dharma Semadhi, Kuta, Badung, melakukan berbagai persiapan. Seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, pada Selasa (29/1) yaitu pembersihan Arca atau patung yang disucikan serta altar di Vihara Dharmayana yang terletak di Jalan Blambangan, Kuta.

Baca juga:  Rayakan Imlek, Umat Tionghoa Laksanakan Persembahyangan di Konco Batur

Selain itu, dilakukan pemasangan ratusan lampion dan pernak pernik menyambut hari raya itu. Sebanyak 300 warga terlibat langsung dan mengambil bagian setiap proses pengerjaan.

Dijelaskannya, untuk persiapan jelang pergantian tahun baru Imlek sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Dimulai dengan melakukan pengecatan dinding-dinding Vihara.

Sementara, pada persembhayangan tutup tahun yang jatuh pada Senin (4/2) sekitar pukul 17.00 Wita mendatang, pihaknya akan melaksanakan upacara di perempatan dan pertigaan seputaran Kuta yang diiringi oleh Liong/naga dan Barongsai. Tujuannya agar pada puncak perayaan Imlek sehari setelah itu senantiasa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. “Harapannya, dengan kegiatan itu memberikan aura positif dalam menyambut perayaan tahun baru ini. Untuk Barongsai totalnya ada 5 dan Liong ada satu,” katanya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Momen Imlek, DTW Diminta Optimalkan Pasar Domestik
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *