BANYUWANGI, BALIPOST.com – Jalur protokol depan Kantor Pemkab Banyuwangi, lumpuh, Senin (4/2). Pemicunya, sekitar 200 armada dump truck angkutan galian C memblokir jalan di pusat kota itu.

Aksi ini memprotes penahanan satu armada dump truck di Kejaksaan Negeri setempat. Aksi ratusan sopir yang tergabung dalam Asosiasi Armada Material Banyuwangi ini berlangsung mulai pukul 10.00 WIB.

Mereka berkonvoi sejak pagi, lalu berhenti tepat di depan kantor Pemkab. Imbasnya, jalur di pusat kota ini lumpuh total.

Baca juga:  Anas Besuk Mantan Bupati Ratna di LP Malang

Polisi terpaksa mengalihkan pengguna jalan lain ke jalur alternatif. Tiba di depan Pemkab, orasi digelar. Isinya, mendesak Pemkab memperhatikan para sopir material proyek ini.

Selama ini, para sopir merasa menjadi korban penegakkan hukum. Terutama, penertiban galian C ilegal. Puncaknya, saat lima armada dump truck digiring ke Polres, dua bulan lalu.

Anehnya, dari lima armada ini, tinggal satu armada yang berlanjut hingga ke Kejaksaan. “Aksi kami sebagai bentuk solidaritas. Kalau empat armada bisa dikeluarkan, kenapa yang satu masih ditahan di Kejaksaan,” kata Taufik, Wakil Ketua Asosiasi Armada Material Banyuwangi.

Baca juga:  Pembangunan dan Pemindahan IKN Dilakukan Bertahap

Usai berorasi, perwakilan massa diterima perwakilan Pemkab, Polres dan Kejaksaan. Pertemuan sempat memanas. Selama pertemuan, seluruh armada truk tetap bertahan di depan Pemkab.

Lumpuhnya jalur protokol ini berlangsung hingga 6 jam. Massa baru membubarkan diri setelah pihak Kejaksaan mengabulkan tuntutan para sopir.

Satu armada truk yang ditahan dibebaskan. Statusnya, pinjam pakai.

Sebelum bubar, massa sempat memanas. Mereka sempat mengancam akan melakukan blokade di Pelabuhan Ketapang dan Bandara Banyuwangi. “Setelah dialog panjang, satu armada teman kita akhirnya dilepaskan,” kata Zaenuri, Ketua Asosiasi Armada Material Banyuwangi.

Baca juga:  Akun Pemain Game Berbagai Platform Dicuri

Pria ini menegaskan aksi para sopir murni solidaritas. Tidak ada ditunggangi pemilik galian C atau politik. Menurutnya, para sopir dump truck selalu menjadi korban.

Padahal, mereka hanya mencari nafkah. “Kami hanya mengambil material galian C yang resmi. Kalau memang penertiban galian C ilegal, jangan kami yang disasar,” sesalnya. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *