DENPASAR, BALIPOST.com – WHO telah melakukan ujicoba terhadap tempat perkembangbiakan (bertelur) nyamuk. Kementerian Kesehatan pun telah menggunakannya untuk uji coba menjebak nyamuk.
Alat yang digunakan disebut ovitrap. Ovitrap merupakan perangkap untuk nyamuk berupa wadah berwarna hitam dan berisi kasa di bagian atasnya.
Peneliti nyamuk dari Universitas Udayana Sang Gede Purnama, SKM.,M.Sc. menjelaskan, ovitrap adalah perangkap untuk larva nyamuk. “Sebelum dia berkembang dimana-mana, kita bisa tangkap duluan. Jadi kan sekarang masih nyari-nyari dimana nyamuk bertelur tapi kok banyak nyamuk di rumah. Dengan ovitrap itu kita pastikan dia bertelur di tempat itu dan pastikan mati,” jelasnya Kamis (7/2).
Ovitrap adalah sebuah wadah berwarna gelap dengan berisi air jerami. Dengan tempat berwarna gelap, akan membuat nyamuk tertarik bertelur di ovitrap. “Istilahnya, kalau ada klinik untuk bertelur kenapa harus di tempat lain. Demikian juga nyamuk akan memilih tempat yang sesuai dengan tempatnya bertelur,” jelasnya.
Begitu nyamuk bertelur di Ovitrap, diberikan bubuk abate sehingga teluru nyamuk tersebut mati. Berdasarkah hasil ujicoba, ovitrap dapat menjadi suatu alternatif dalam pengendalian vektor khususnya untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang aman bagi lingkugan dan manusia.
Meski demikian, setelah bertelur di ovitrap, nyamuk akan bertelur lagi. Namun sifat nyamuk, akan mencari tempat bertelur kedua, ketiga dan seterusnya di tempat yang sama dengan tempat bertelur untuk pertama kalinya.
Alat ini sudah diujicoba di Denpasar dan Gianyar. Di Indonesia pun sudah banyak diujicobakan. Bahkan di Singapura, alat ini telah digunakan sebagai langkah antisipasi untuk menekan perkembangbiakan nyamuk. “Pencegahan yang efektif karena di Singapura pakai itu dan Thailand sedang uji coba,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)