Alat berat saat berupaya membantu petani setempat membersihkan material longsor di irigasi Subak Penasan. (BP/gik)

 

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Besarnya material longsor di saluran irigasi Subak Penasan, Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, cukup sulit dibersihkan seketika. Proses pembersihan harus dilakukan beberapa kali, secara manual maupun menggunakan alat berat. Pasca jebolnya senderan yang menutupi saluran irigasi itu, kini puluhan hektar sawah tidak mendapatkan air. Mengingat sejak kejadian tiga minggu lalu, air dari hulu tidak bisa mengalir di saluran tersebut. Dikhawatirkan, padi yang baru ditanam tidak bisa dilakukan panen secara maksimal.

Proses pembersihan material longsoran telah dilakukan oleh krama Subak Penasan berulang kali secara manual. Tetapi upaya ini belum membuahkan hasil, agar air bisa mengalir seperti sedia kala. Pemerintah Kabupaten Klungkung selanjutnya juga kembali turun tangan membantu krama subak setempat, dengan menerjunkan satu unit alat berat untuk membersihkan material longsoran, Senin (11/2) kemarin. Tetapi, upaya ini ternyata juga masih memakan waktu lama.

Baca juga:  Polisi Amankan Barang Ilegal di Bus dan Truck Box di Gilimanuk

Kelian Subak Penasan, Komang Artana, menyatakan kalau material longsoran ini dibiarkan terlalu lama, kemungkinan besar padi di Subak Penasan panennya tidak maksimal atau bahkan gagal panen. Mengingat saluran irigasi ini sebagai jaringan primer atau satu-satunya sumber saluran air yang mengairi sekitar 143 hektar sawah di Subak Penasan. Tidak ada opsi lain, selain segera menormalkan kembali saluran irigasi ini, agar petani bisa melakukan pengairan seperti biasa. Artana mengaku kalau dibiarkan semakin lama, maka semakin besar juga kerugian para petani setempat.

Baca juga:  Dari Lahan Pertanian Denpasar Susut Ratusan Hektare hingga Pengerjaan 1.000 Tangga Bahagia

Menurutnya, saat ini ada sekitar 60 hektar sawah di Subak Penasan kebetulan sedang memasuki masa tanam efektif. Sejak terjadinya longsor, sekitar 600 orang petani krama Subak Penasan sudah melakukan upaya pembersihan secara manual tetapi belum membuahkan hasil. Dengan bantuan dari pemerintah, pihaknya berharap material longsor ini bisa lebih cepat tertangani, sehingga lahan Subak Penasan tidak menjadi lahan tidur. “Mudah-mudahan dengan beberapa kali bantuan alat berat, lebih cepat penanganannya, agar subak kami tidak menjadi lahan tidur,” ucapnya.

Sementara itu, pembersihan material longsoran di saluran irigasi Subak Penasan dilakukan dengan menerjunkan satu unit alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Klungkung. Pembersihan material longsoran sempat dipantau Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta. Wabup yang juga seorang penekun spiritual, juga mencoba dengan cara lain, yakni memohon putunjuk niskala dengan sarana sesajen yang dihaturkan di ujung saluran irigasi berupa terowongan. Agar, proses pembersihan material longsor bisa dipercepat.

Baca juga:  Debit Air Baku Turun Drastis, Sawah di Lima Kecamatan Rawan Kekeringan

“Saya memperoleh petunjuk agar krama subak membuat pelinggih yang dibangun di sekitar terowongan saluran irigasi tersebut,” katanya, seraya menegaskan Pemkab Klungkung akan terus membantu proses pembersihan dengan alat berat, agar air bisa segera mengalir ke sawah petani setempat. (bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *