Panen salak. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Petani saat ini ternyata mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya. Salah satunya adalah pemanfaatan media sosial (Medsos) oleh petani di Desa Munduk Temu, Pupuan untuk menjual salak gula pasir dan salak madu.

Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah penjualan salak yang saat ini sedang memasuki musim panen raya. Salah satu petani di banjar Kebon Jero, Desa Munduk Temu, Pupuan, Ketut Suardika, Senin (11/2) mengatakan pihaknya menggunakan medsos untuk menjual salak gula pasir maupun salak madu karena berlimpahnya produksi pada musim panen tahun ini. “Tahun ini kebetulan musim panennya mundur karena cuaca ekstrem. Biasanya pada bulan Desember tetapi menjadi Januari,” ujarnya.

Baca juga:  Dibongkar, Tenda Pengungsian di Desa Les

Mundurnya musim panen ini membuat serapan produksi salak tidak maksimal. Sebab saat musim panen pada Desember, permintaan juga meningkat karena banyaknya momen hari raya dan tahun baru. Sehingga jika panen di bulan tersebut, meski sedang panen raya, harga salak gula pasit juga cukup mahal karena permintaan yang banyak.

Sekarang, karena panen pada Januari dan kebetulan tidak ada momen hari raya maupun hari besar, harga salak lumayan jatuh. Saat ini harga salak gula pasir per kilonya mencapai Rp 5.000 di tingkat petani. Biasanya jika panen raya di Desember, harganya Rp 10.000 per kilogram di tingkat petani.

Baca juga:  Marak Postingan Korban Geng Gaza di Medsos, Ini Kata Polisi

Turunnya harga jual salak ini membuat sejumlah petani melakukan inovasi penjualan dengan memasarkan langsung tanpa lewat pengepul. Salah satu langkahnya adalah menggunakan medsos. “Kami ajak keluarga dan memanfaatkan pemasaran produk melalui Facebook maupun WhatsApp ke sejumlah kosumen, dan hasilnya cukup lumayan. Banyak yang respons positif,” ujar Suardika.

Karena langsung ke konsumen, harga jual salak gula pasir saat ini stabil dan tidak jatuh lebih dalam lagi. “Kalau ingin mendapatkan pendapatan maksimal, petani memang harus menjual langsung ke konsumen. Jadi lewat medsos adalah salah satu caranya,” ujar Suardika.

Baca juga:  Sidang Paripurna Setujui Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2019

Pada musim panen raya ini rata-rata kemampuan produksi untuk salak gula pasir maupun salak madu di Banjar Kebon Jero, Desa Munduk Temu bisa mencapai 5-10 ton. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *