MANGUPURA, BALIPOST.com – Adanya proyek pengerukan dan penimbunan terkait perluasan yang dilakukan Pelindo III di Pelabuhan Benoa, membuat khawatir masyarakat Tanjung Benoa. Pasalnya, kawasan Tanjung Benoa yang relatif kecil akan semakin tergerus.
Camat Kuta Selatan, I Made Widiana, Senin (11/2) mengatakan adanya proyek Pelindo III, dikhawatirkan akan berdampak pada pesisir Tanjung Benoa. Untuk itu, sejumlah tokoh masyarakat Tanjung Benoa mengusulkan agar dibangun seawall atau dinding pantai di pantai Utara Tanjung Benoa.”Seawall ini diharapkan dibangun supaya daratan di Tanjung Benoa tidak amblas,” pungkasnya.
Diakuinya, terkait adanya proyek tersebut, saat ini memang belum ada tanda-tanda terjadinya abrasi di sana. Namun, masyarakat setempat mulai khawatir akan hal itu. “Tidak harus menunggu ada dampak, namun perlu dilakukan antisipasi, terutama untuk di pantai utara Tanjung Benoa,” pungkasnya.
Meski ada usulan dari masyarakat terkait hal itu, namun pihaknya mengaku belum melakukan komunikasi dengan pihak Pelindo III. Pihaknya akan segera melakukan komunikasi dengan pihak Pelindo III untuk membicarakan masalah ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Badung, IB Surya Suamba menyebut kurang tepat apabila di pantai utara Tanjung Benoa dibangun seawall. Mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan wisata, tentu akan menghilangkan estetika dan bisa saja mematikan pariwisata di sana.
Solusi yang memungkinkan dilakukan, kata Surya Suamba, Teluk Benoa harus dinormalisasi. Sedimentasi hasil normalisasi dibawa ke darat. Sehingga volume air Teluk Benoa, kedalamannya akan kembali dan daratan akan bertambah. “Dengan normalisasi, ini tidak akan menggerus perisir tanjung Benoa. Kalau menggunakan Seawall, tentu estetika pariwisata akan hilang. Dan lama-lama juga akan tergerus,” pungkasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)