GIANYAR, BALIPOST.com – Warga di Kabupaten Gianyar dihimbau waspada dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya hingga pertengahan Februari saja, terdata puluhan warga “suspect” DBD.
Berdasarkan data dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, hingga Selasa (12/2) tercatat sebanyak 63 orang dikategorikan suspect DBD. Rinciannya 42 orang di Januari dan 21 orang di Februari. “Suspect DBD, artinya belum tentu positif kasus DBD namun sudah harus menjadi kewaspadaan oleh masyarakat dan pemerintah,” jelas Kabid P2P Dinkes Gianyar, Nyoman Astawa saat dikonfirmasi.
Dibandingkan data 2018, ia mengakui jumlah suspect DBD tahun ini mengalami peningkatan. Pada Januari hingga Februari 2018, jumlahnya hanya 14 kasus. “Memang terjadi peningkatan. Tetapi angka kesakitan secara nasional masih di bawah, yakni 51/100 ribu penduduk. Belum dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” terangnya.
Dijabarkan penyebaran penyakit ini dominan terjadi di 3 kecamatan, meliputi Kecamatan Payangan sebanyak 11 kasus, Blahbatuh 8 kasus dan 5 kasus di Kecamatan Sukawati. Sementara sisanya, tersebar hampir merata di 4 kecamatan lainnya. “Mereka sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit,” jelasnya.
Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M+ terjadwal oleh Puskesmas dan Kader Jumantik Desa, serta penyebaran larvasida/abate ke semua Puskesmas, Pustu, Kader dan melaksanakan fogging fokus yang diperluas pada daerah yang ada kasus. “Di akhir 2018, kita sudah lakukan ULV (Ultra Low Volume) yakni penyemprotan di pagi hari pada 20 desa endemis DBD. Ini dilakukan pada saat kasus berada pada titik terendah,” ujarnya.
Selain itu pihaknya juga sudah menyebarkan imbauan dari Sekda Kabupaten Gianyar tentang kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit DBD. Dilanjutkan dengan surat edaran Dinkes Gianyar tentang pelaksanaan pembrantasan sarang nyamuk dengan 3M+ dan penyebaran imformasi dan sosialisasi. “Kami juga bekerjasama lintas sektor untuk PSN, seperti dengan Polres Gianyar, kami distribusikan larvasida untuk dilakukan PSN di lingkungan asrama Polres,” jelasnya.
Ke depan pihaknya akan meningkatkan instruksi Kemenkes yaitu satu rumah, satu jumantik. “Artinya harus ada setiap rumah berperan sebagai pemantau/pembasmi jentik dirumahnya sendiri dan kami di kesehatan memfasilitasi secara teknis,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)