DENPASAR, BALIPOST.com – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali bersama Pemprov dan DPRD Bali telah menandatangani nota kesepakatan terkait imbauan tidak bersiaran serta merelay siaran pada saat hari raya Nyepi, 7 Maret mendatang.
Nota kesepakatan itu diserahkan DPRD Bali lewat Komisi I bersama Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfos) Provinsi Bali dan KPID Bali kepada KPI Pusat dan Kementrian Kominfo di Jakarta, Senin (18/2).
“Kami mengimbau agar seluruh lembaga penyiaran untuk tidak bersiaran dan atau merelay siarannya pada hari raya Nyepi, 7 Maret 2019 mulai pukul 06.00 wita sampai dengan hari Jumat, 8 Maret 2019 pukul 06.00 wita,” ujar Ketua Komisi I DPRD Bali, I Ketut Tama Tenaya dikonfirmasi via telepon.
Menurut Tama, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon) NTB dan Jawa Timur agar siarannya tidak masuk ke Bali saat Nyepi.
Sementara terkait data seluler (internet) yang dimatikan seperti tahun lalu, masih menunggu adanya surat edaran dari Kementrian Kominfo. “Meskipun sempat ada pro dan kontra, tapi tahun lalu kan tetap berjalan dengan baik. Saya mengharapkan pengertian semua pihak dan stakeholder untuk menghormati catur brata penyepian di Bali selama 24 jam,” imbuh Politisi PDIP ini.
Tama mengajak seluruh komponen masyarakat di Bali agar menciptakan perayaan Nyepi yang berkualitas. Kalaupun internet kembali dimatikan tahun ini, namun terbatas pada paket data seluler. Sedangkan internet untuk pelayanan vital seperti keamanan, rumah sakit, bandara, dan kebencanaan dipastikan tetap hidup.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kominfos Provinsi Bali, I Nyoman Sujaya menyebut, pertemuan dengan KPI Pusat dan Kementrian Kominfo memang belum menjurus ke internet. Namun, baru membahas soal penghentian siaran TV dan radio.
“Internet masih dalam pembicaraan. Hari ini (kemarin, red) berkaitan dengan siaran radio dan TV. Biasanya Kementrian yang undang provider, diajak ketemuan sama kita. Tadi belum ada ke arah sana,” jelasnya. (rindra/balipost)