SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gedung SDN 1 Tojan, Klungkung, mulai keropos. Kondisi demikian mengundang eluhan warga, khususnya para orangtua siswa. Mereka khawatir, dengan anak-anaknya yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di tengah situasi gedung demikian.
Beberapa orangtua heran, kenapa gedung yang sudah rusak parah tak segera diperbaiki. Adanya keluhan para orangtua siswa, dibenarkan Kepala SDN 1 Tojan, H. T Umar Haini,S.Ag, Selasa (19/2). Kondisi demikian diakui sudah cukup lama. Dirinya mengaku pasrah dengan kondisi sekolahnya seperti itu, setelah berbagai upaya mengusulkan kepada Dinas Pendidikan, belum mendapat respons.
Dia mengaku sudah mengajukan bantuan dengan mengirim proposal lengkap dengan RAB gedung baru bertingkat kepada Bupati Klungkung cq. Dinas Pendidikan Klungkung agar bantuan pembangunan gedung bisa segera teralisasi. “Karena kekurangan gedung, siswa kelas I dan II pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya digilir atau sementara menggunakan sistem doble ship,” katanya.
Anggota Komite SDN 1 Tojan, Wayan Sudarma, juga mengakui situasi demikian. Dia meminta Dinas Pendidikan segera merespons usulan tersebut, agar kerusakannya segera dapat tertangani. “Mohon sekali-sekali tinjau gedung yang rusak itu. Kondisinya sudah amat rusak,” ujarnya.
Warga lainnya, seperti Wayan Muliarsana juga meminta dinas terkait segera bersikap. Jangan sampai kerusakan yang terjadi pada gedung tersebut semakin parah dan bisa mengancam keselamatan siswa dalam belajar di kelas. “Kami ingin gedungnya segera diperbaiki, biar anak-anak dapat belajar dengan tenang,” tegasnya.
Menyikapi kondisi gedung SDN 1 Tojan, Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Drs. Dewa Gde Darmawan, mengaku sebelumnya sudah menerima laporan kerusakan gedung SDN 1 Tojan. Sebagai tindaklanjut, rehab beratnya dikatakan sudah dirancang akan dieksekusi pada tahun anggaran 2020. Karena sudah direncanakan, pihaknya berharap masyarakat setempat dapat bersabar. Karena Dinas Pendidikan tentu menggunakn skala prioritas sesuai dengan urgensinya kondisi gedung. “Sementara sudah kami arahkan untuk jam mengajarnya digilir. Sementara untuk kerusakan ringan, bisa juga dimanfaatkan dana BOS,” katanya. (Bagiarta/Balipost)