Bupati Suwirta bersama Kadis LHP Klungkung Agung Kirana saat melihat tumpukan sampah yang tak terurus di TOSS Gelgel. (BP/gik)

 

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Program TOSS (Tempat Olahan Sampah Setempat) menjadi salah satu ikon Pemkab Klungkung. Sejauh ini, TOSS sudah berjalan di 19 Desa dari total 53 desa dan enam Kelurahan di seluruh Klungkung. Namun, saat ini ada enam TOSS yang operasionalnya tidak maksimal karena terkendala alat.

Ke enam desa tersebut di antaranya TOSS di Desa Gelgel, Pikat, Dawan Kaler, Dawan Klod, Sampalan Tengah dan Kampung Gelgel.

Rabu (20/2), Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, melakukan sidak ke lokasi TOSS di Desa Gelgel dan Desa Gunaksa. “Saya ingin memastikan program inovatif TOSS yang sudah diakui nasional ini, berjalan efektif,” terang Bupati Suwirta.

Pihaknya mengaku, sengaja pagi-pagi mendatangi lokasi TOSS tanpa pemberitahuan kepada pengelola. Tujuannya untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya di lapangan. Rupanya kecurigaan Bupati Suwirta memang benar. Sebab, dari pantauannya di salah satu dari enam desa yang TOSS nya macet itu, rupanya macet. Seperti TOSS di Desa Gelgel.

Baca juga:  Komitmen Wujudkan KLA, Pemkab Langsung Sabet Dua Penghargaan

Dalam pantauannya, Bupati Suwirta mendapati TOSS Desa Gelgel tidak berproduksi. Sehingga sampah dari warga menumpuk begitu saja tanpa dilakukan pengolahan. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama, Bupati Suwirta khawatir sampah akan menghasilkan gas metan yang dapat menimbulkan kebakaran. Sehingga, selain program tidak jalan, juga dampaknya berbahaya.

Bupati Suwirta menduga tidak berjalannya TOSS Desa Gelgel akibat gagalnya proses eksekutor di lapangan dalam mengelola para pekerja.

Baca juga:  Pertama Kali Gunakan PPDB Online di Klungkung, Petugas Dikerahkan Bantu Siswa

Menurut Bupati Suwirta untuk meningkatkan gairah kerja para pekerja TOSS, pihak desa mestinya rutin memotivasi pengelola dan pekerja TOSS. Pihak desa juga mestinya berani membayar lebih mengingat harga dari sebuah kesehatan sangat mahal. Atas Kondisi ini, bupati Suwirta mengintruksikan Kadis LHP, Agung Kirana, untuk melakukan evaluasi terhadap para pelaku/eksekutor TOSS yang tidak aktif.

Di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Bupati Suwirta menemukan situasi berbeda. Dimana para pekerja yang berjumlah sekitar 15 orang tengah sibuk bekerja menggiling sampah yang telah melalui proses peyeumisasi.

Bupati Suwirta pun mengapresiasi Desa Gunaksa, karena TOSS yang terletak di eks Galian C ini terus beroperasi meski sering mendapat sorotan di media sosial. “Jangan semata-mata memikirkan keuntungan dari penjualan pellet. Lebih dari itu, desa setempat tentu lebih mementingkan manfaat dari program TOSS yakni kesehatan dan kebersihan lingkungan dari pengurangan sampah,” ujar Bupati Suwirta.

Baca juga:  Jelang HUT Lantas Bhayangkara, Ini Tiga Poin Penekanan Kapolresta Denpasar

Sementara itu Kadis LHP Agung Kirana, menambahkan macetnya TOSS di enam desa itu, disebabkan oleh mesin yang kurang memadai dan baru dianggarkan pada tahun 2019. Selain itu, juga akibat kesulitan dalam mencari pekerja TOSS. pihaknya mengaku akan terus mengevaluasi dan mengawal TOSS masing-masing desa agar pendanaan melalui ADD di tahun 2019 terealisasi. “Kami juga bekerja sama dengan STT PLN, guna memberikan metodenya,” kata Agung Kirana. (bagiarta/balipost)

 

 

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *