Ilustrasi. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pariwisata Badung yang terus berkembang menimbulkan efek lain yang cukup mengkhawatirkan. Efek itu berupa ancaman HIV/AIDS yang diprediksi meningkat seiring dengan perkembangan pariwisata Badung.

Ancaman tersebut memang menjadi risiko yang harus dihadapi, dikarenakan Badung menjadi daerah yang dikunjungin banyak wisatawan dari berbagai negara.
Sekretaris KPA Badung, dr. Elly, mengakui perkembangan pariwisata yang demikian pesat di Kabupaten Badung telah menggerakkan berbagai sektor terutama sektor perekonomian dan sekaligus membawa pengaruh masuknya budaya asing dalam kehidupan masyarakatnya.
“Mengingat kabupaten Badung merupakan Kabupaten tujuan wisata nasional dan mancanegara tentu ini membawa dampak kepada masyarakat sekitar, baik secara ekonomi dan pergaulan. Hal ini harus diwaspadai baik secara kebiasaan dan pergaulannya,” ujar dr. Elly, Jumat (22/2).

Baca juga:  Budaya Agraris sebagai Jiwa Pariwisata Bali

Menurutnya, dengan inovasi Getting Zero diharapkan Kabupaten Badung dapat menanggulangi tersebarnya Penyakit HIV/AIDS yang menjadi momok masyarakat. Dengan Visi dan Misi Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Wabup Badung I Ketut Suiasa dengan program PPNSBnya untuk membangun Badung yang sehat dan kuat tentu kesehatan juga menjadi skala prioritas utama.

Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa yang juga Ketua Pelaksana HIV/AIDS Kabupaten Badung mengatakan kabupaten Badung yang menjadi tujuan wisata berdampak kepada masuknya budaya asing di tengah kehidupan masyarakat. “Yang kadang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat kita seperti minum-minuman berakohol, seks bebas dan penyalahgunaan narkoba yang sangat berisiko dalam penyebabkan penularan penyakit HIV/AIDS,” ucapnya.

Baca juga:  Karya Tawur di Pura Melanting Banjar Busana, Wabup Suiasa Harap Krama Manfaatkan Balai Banjar

Guna menekan penyebaran pnyakit yang menjadi momok masyarakat dan belum ada obatnya sampai kini, kata Wabup Suiasa perlu dilakukan upaya intensif dan terus menerus dengan melibatkan seluruh masyarakat. Dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan dan bahayanya Penyakit HIV/AIDS.

“Semoga apa yang kita lakukan untuk masyarakat menjadi momentum untuk meningkatkan komitmen da kesadaran kita bersama dalam upaya mengatasi berbagai persoalan serius sehingga kabupaten Badung terbebas dari ancaman HIV/AIDS,” sebutnya.

Baca juga:  Menparekraf : Ada Tiga Kunci Penting Dalam Pemulihan Pariwisata

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kasus HIV AIDS di Desember 2017 sebanyak 2.902 kasus, terdiri dari HIV 1.738 kasus, AIDS 1.164 kasus. Angka ini tembus 3.152 kasus di Oktober 2018. Kelompok umur yang paling tinggi terjangkit adalah usia 20-49 tahun, dengan total sebanyak 2.843 orang atau 90,5 persen dari total kasus. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *