DENPASAR, BALIPOST.com – Hypernet mengadakan acara rutin Meet, Eat, Inspire pada Jumat (22/2) di Kopi Bali, Jalan By Pass Ngurah Rai, Sanur. Hypernet mengajak para IT muda untuk berdiskusi tentang digital transformation. Acara itu juga berkolaborasi dengan Microsoft dan Vibi Cloud.

Chief Executive Officer Hypernet Technologies, Sudianto Oei mengatakan, Hypernet mulai beroperasi sejak 2007. Sudah 13 tahun provider internet ini berdiri.

Pada awalnya Hypernet fokus pada internet provider. Seiring berjalannya waktu, sekarang Hypernet mulai melayani manage service.

Dijelaskan manage service lebih concern menyediakan IT outsourcing untuk perusahaan-perusahaan, terutama IT hotel, rumah sakit, pendidikan, keuangan dan manufacturing. Ia melihat saat ini banyak pemain-pemain baru, terutama anak -anak muda yang sedang semangat membangun perusahaan sendiri.

Hal itu menjadi peluang karena dengan semakin banyaknya pemain membuktikan bahwa kondisi market sudah semakin dewasa, artinya semakin banyak orang yang melek teknologi. Jika semakin banyak orang yang melek teknologi berarti kebutuhan internet akan semakin banyak. “Karena dengan kondisi sekarang hampir semua bisnis itu, terutama membutuhkan teknologi internet, teknologi untuk jaringan cloud, dll. Jadi itu bagi kami malah menjadi peluang besar,” ujarnya.

Baca juga:  Digelar 2024, Ini Plus Minus Pemilu Serentak

Dengan adanya pelayanan baru yaitu manage service, menjadi tantangan tersendiri. Selama ini pelanggan belum aware, masalah pentingnya menggunakan jasa outsourcing.

Karena masyarakat masih merasa jika sistem IT-nya dijalankan pihak ketiga, dinilai kurang aman. Mereka khawatir data hilang, provider bisa melihat isi perusahaan pelanggannya.

Menurutnya data itu bisa dilindungi dengan berbagai proteksi, salah satunya  menggunakan firewall, antivirus, dan lainnya. Selain itu konsep teknologi semakin kompleks.

Jika user masih tetap memiliki konsep bahwa semua harus diatur sendiri, dipastikan akan sulit berkembang, karena teknologi berkembang pesat dan user pun harus fokus pada bisnisnya. “Jadi saya rasa konsep manage service ini ke depan lambat laun  pasti akan digunakan oleh semua orang,” jelasnya.

Baca juga:  "Code; Without Barriers," Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan di Ekonomi Digital Inklusif

Terkait pencurian data, ada layanan yang disebut dengan azure security service. Pada layanan itu, Hypernet memberikan  proteksi data  yang bisa dilakukan di sisi  data yang ditaruh di pelanggan dan data yang ditaruh di cloud. “Aplikasi yang kami punya ini memang tergantung kebutuhan masing-masing pelanggan tapi memang masalah keamanan data ini tergantung dari jenis data apa yang mau dilindungi. Karena memang perkembangannya sangat cepat. Pasti akan ada celah-celah yang bisa muncul di kemudian hari. Makanya yang kami tekankan adalah proteksi keamanan data tidak bisa dilakukan sekali, harus terus diupgrade. karena ancaman baru akan terus muncul,” ungkapnya.

Baca juga:  Ini, Bukti yang Perkuat Dugaan Mantan Kepala BPN Denpasar Bunuh Diri

Di Bali sendiri, penggunaan Hypernet sejak 2009. Sejak saat itu fokusnyamemang masuk ke dunia hospitality, karena industri di Bali hampir 90% adalah perhotelan. Ia melihat market Bali sangat potensial .

Bali satu-satunya daerah yang memiliki kamar lebih dari 500.000 kamar. Selain itu mayoritas turis yang masuk ke Bali merupakan warga negara asing yang sudah sangat familiar dengan teknologi. “Makanya ini peluang kami untuk membantu pemain lokal meningkatkan kompetensi dan benefit dari bisnisnya mereka, supaya mereka bisa ikut dalam persaingan global,” tandasnya.

Sampai saat ini Hypernet sudah memiliki lebih dari 4.000 pelanggan. Sementara di Bali sendiri ada lebih dari 300 pelanggan dengan mayoritas dari hospitality. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *